JAKARTA (Arrahmah.com) – KH Ma’ruf Amin, yang sekarang resmi sebagai Calon Wakil Presiden Pasangan Joko Widodo, menyatakan mengundurkan diri dari jabatan Rais Aam di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Hal tersebut disampaikan KH Ma’ruf saat menghadiri rapat pleno yang diadakan para pengurus PBNU di Kantor Pusat PBNU, Kramat, Jakarta Pusat.
“Sesuai AD atau ART PBNU, terhitung sejak hari ini saya menyatakan mengundurkan diri Sebagai Rais Aam PBNU,” ujar KH Ma’ruf di Kantor PBNU, Kramat, Jakarta Pusat, Sabtu (/22/9/2018).
Sebelumnya, KH Ma’ruf menjabat sebagai Rais Aam PBNU sejak 2015-2020. Selain itu, jabatan Rais Aam pun sudah dinonaktifkan sejak resmi menjadi Cawapres.
Meski mundur dari jabatannya sebagai Rais Aam PBNU, KH Ma’ruf masih memiliki tempat di PBNU.
KH Ma’ruf kini diangkat sebagai Dewan Penasihat atau Mustasyar PBNU masa khidmat 2015-2020. Pengunduran diri Ma’ruf Amin disampaikan melalui rapat pleno yang dihadiri pengurus harian dan ketua-ketua lembaga serta Badan Otonom (Banom) PBNU.
Keputusan KH Ma’ruf diterima oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.
“Sesuai ketentuan, dinyatakan quorum untuk mengambil keputusan sebagai berikut, satu menerima pengunduran diri Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin,” ujar KH Said Aqil dalam rapat pleno di PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9), lansir Liputan6.
Selanjutnya, KH Ma’ruf Amin diputuskan masuk dalam jajaran Dewan Penasihat atau Mustasyar PBNU Masa khidmat 2015-2020. Sedangkan posisi yang ditinggalkan otomatis diduduki wakilnya KH Miftachul Akhyar.
“Keputusan ini berlaku efektif sejak hari ini,” kata KH Said Aqil.
(ameera/arrahmah.com)