JAKARTA (Arrahmah.com) – Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia ( MUI) pada April tahun lalu menggelar Kongres Ekonomi Umat bertema “Arus Baru Ekonomi Indonesia”.
Kongres tersebut digelar akibat adanya ketimpangan kebijakan yang lebih berpihak kepada konglomerat. Penguasaan aset ekonomi oleh pihak asing dan usaha besar semakin besar. Sedangkan KUMKM hanya memperoleh porsi di bawah 20 persen dari nilai ekonomi nasional.
“MUI ikut merasakan ketimpangan ekonomi. MUI perkenalkan arus baru ekonomi. Karena arus lama ekonomi adalah kebijakan ekonomi yang melahirkan para konglomerat,” kata Ketua Umum MUI, KH Maruf Amin dalam acara halal bi halal Kadin, Jakarta, Ahad (8/7/2018).
KH Ma’ruf mengungkapkan, kongres yang pernah diselenggarakan MUI adalah dengan tujuan bisa menjangkau pelaku ekonomi kecil dan menengah yang memang sudah selayaknya diperhatikan.”Menerapkan prinsip trickle down effect efek (menetes ke bawah). Berharap yang besar akan meneteskan kepada yang kecil di bawah,” sebutnya.
Selain itu, Maruf mengaku sependapat dengan Rizal Ramli yang kerap mengkritisi pemerintah jika tidak melaksanakan kebijakan ekonomi dengan adil
“Saya sepandapat dengan pidato Pak Rizal Ramli tentang ekonomi gelas anggur tadi. Saya kira Kadin dan MUI bisa berkerja sama untuk mewujudkan ekonomi yang lebih berkeadilan,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)