JAKARTA (Arrahmah.com) – Gerakan “Indonesia Tanpa JIL” yang berkembang di jejaring sosial dunia maya dan yang hendak menjadi gerakan aksi nyata di darat mendapat tanggapan positif. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH. Ahmad Kholil Ridwan mendukung gerakan ‘Indonesia Tanpa JIL’, bahkan lebih dari itu beliau mengusulkan nama gerakan tersebut bukan terbatas menyuarakan sikap penolakan terhadap JIL.
“Saya setuju tapi kalau bisa bukan tanpa JIL tetapi tanpa SEPILIS,” kata Kiyai Kholil yang menerangkan bahwa sepilis adalah sekularisme, pluralism, dan liberalisme.
Kiyai Kholil menilai, bahwa JIL sesungguhnya telah lama tiada dalam pergerakannya, karena JIL sudah kehilangan pendanaannya. Jadi menurutnya tidak perlu mempersoalkan JIL sebagai lembaganya.
“JIL itukan sudah gak ada, yang kita tolak langsung liberalismenya saja, JIL hanya sebuah lembaga,” ujarnya.
Tambah beliau, istilah sepilis sudah cukup dikenal oleh umat Islam, dan lebih berbahaya dari sekedar JIL itu sendiri.
“Jadi, saya usulkan namanya ‘Indonesia Tanpa SEPILIS’, karena lebih luas,” tandas Kiyai Kholil kepada arrahmah.com, Jakarta, Jum’at (24/2).
Seperti diketahui, penolakan sekelompok gerombolan preman terhadap FPI di Palangkaraya, dijadikan momentum oleh sebagian kelompok liberal untuk menolak keberadaan FPI dengan menggelar aksi di Bundaran HI.
Hal itu, membuat sebagian kaum muslimin merespon dengan memberikan dukungan kepada FPI. Selain itu, kelompok yang kebanyakan aktivis muslim dan memiliki akun di jejaring sosial twitter ini mendukung FPI dengan membuat hash tag #IndonesiaTanpaJIL. Gerakan ini mengkampanyekan Indonesia bersih dari pemikiran JIL. Kelompok ini pun membuat video berdurasi 32 detik yang diupload di youtube. Dengan menggunakan icon Fauzi Baadila yang dikenal bermusuhan dengan pemikiran JIL, kelompok ini mengkampanyekan anti JIL. (bilal/arrahmah.com)