JAKARTA (Arrahmah.com) – Penangkapan tim Densus 88 Polri terhadap Ustadz Iskandar dengan sangat kasar di Kota Bima Nusa Tenggara Barat, Ahad (15/12/2013), masih terus menjadi pemberitaan. Kecaman keras mengalir dari pembaca arrahmah.com menyikapi hal itu.
Tapi belum lagi itu surut, sudah muncul foto Ustadz Iskandar dalam penampilan yang jauh berbeda dengan biasanya sebagai guru ngaji, berjenggot dan songkok putih. Pada antaranews terpampang foto Ustadz Iskandar alias Abu Qutaibah yang sudah jauh berbeda dan tak bisa dikenali, kecuali pada teks foto tersebut tertulis nama sang Ustadz yang dicintai masyarakat Bima ini. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Pada foto itu nampak seorang yang disebut dalam titel foto adalah Iskandar diapit oleh aparat Densus saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, namun tampilannya sangat mengenaskan, wajahnya tanpa sehelai jenggotpun dan mengenakan kacamata hitam dengan frame merah, membuat orang-orang yang mengenalnya menjadi tanda tanya besar.
Sudah diapakan saja sang ustadz ini, selain di babat jenggot dan dikenakan kacamata tersebut oleh para jundut thowaghit ini.
Sekali lagi umat Islam dibuat marah, kedzaliman sudah sepantasnya mendapatkan balasan atas kedzaliman pula, sebagaimana firman Allah Ta’ala “Wa jaza’u sayyiatin syyiatun mitsluha, bagi orang yang berbuat buruk kepada orang lain, maka balasannya adalah perlakuan buruk yang setimpal.” (Q.S. Asyuro : 40)
Jelas aparat Densus melakukan kezhaliman dan kekejaman. Balas kezhaliman tersebut bagi yang mampu, bersabar untuk yang belum, itu yang sering disampaikan para ulama.
Meski terlihat sangar dan perkasa, sesungguhnya yakinlah aparat Densus adalah paling takut dan pengecut. Lihat penampilan mereka di hadapan publik yang menggunakan sebo penutup wajah agar tak dikenali oleh mujahidin.
Toh Densus 88 sudah ditantang oleh Mujahidin Indonesia Timur, sebagaimana yang ditulis oleh Abigjasmine dalam kolom comment Selasa, 13 Safar 1435 H / 17 Desember 2013
“Densus 88 anshorut thoghut ini dari tahun lalu ditantang duel Mujahidin Indonesia Timur di pegunungan Tamanjeka, sampai sekarang ga berani mengejar masuk ke Tamanjeka, malah yang dikorbankan brimob dan polisi lokal Poso. Giliran sama guru ngaji over akting, inilah aslinya Densus 88-laknatullah alaihi.”
Sedangkan pembaca arrahmah yang lain Bondanmbozo menulis:
“Kalau umat Islam mengangkat bendera jihad untuk melawan ketidak adilan aparat, baru tahu nanti apakah si Densus tetap akan sangar atau kocar kacir.”
Sementara Muhammd Abdullah menulis dengan memberi kesabaran kepada para ustadz atas ujian yang sedang dialami sebagai sunatulloh perjuangan dakwah tauhid dan jihad.
“Sungguh ajaib urusan orang Muslim itu. Ketika ia diuji dengan kesusahan dan ia bersabar maka itu kebaikan buat dia, ketika ia diuji dengan kesenangan dan dia bersyukur itu juga kebaikan buat orang muslim.
Tidaklah pukulan yang diterima orang Islam itu melainkan akan menghapuskan 1 keburukannya di dunia atau menaikkan 1 derajatnya di surga.
Dan tidaklah mereka yang memukul dengan 1 pukulan melainkan akan menurunkan 1 derajatnya di neraka. Lihat : Al-Buruj ayat 8-12″
Redaksi menulis terjemah tafsiriyah atas ayat tersebut, “Kaum kafir penggali parit itu menyiksa orang-orang mukmin, karena mereka beriman kepada Allah Tuhan yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji. Tuhan yang memiliki kekuasaan di semua langit dan bumi. Tuhan yang Maha menyaksikan apa saja. Orang-orang yang menyakiti kaum mukmin laki-laki dan perempuan dan tidak bertaubat atas dosa-dosa mereka, akan mendapat siksa Jahanam. Mereka akan merasakan siksa jahanam membakar diri mereka. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal solih berhak mendapat surga-surga dibawah surga mengalir sungai-sungai. Itulah kemenangan yang besar bagi kaum mukmin. Wahai Muhammad, siksa Tuhanmu di akhirat sangat berat.” (Al Buruj (85) : 8-12). (azm/arrahmah.com)