(Arrahmah.com) – Di antara sunnah Nabi Muhammad SAW adalah menjaga wudhu. Setidaknya, seorang muslim berwudhu minimal lima kali dalam sehari, setiap hendak mendirikan shalat fardhu. Kuantitas ini akan bertambah seiring dengan bertambah kualitas kecintaannya kepada Nabi yang mulia. Bahkan, jika seorang muslim memperbarui wudhu saat hendak shalat, meski belum batal, baginya tercatat sunnah yang mulia.
Berikut beberapa keutamaan dari “dawaamul wudhu“, kebiasaan selalu berwudhu:
1. Termasuk golongan orang yang dicintai Allah, yaitu Al Mutathohhiriin.
Sesungguhnya ALLAH menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah [2]: 222)
2. Sunnah mulia Rasulullah.
Rasulullaah SAW bersabda:
اعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلاَةُ وَلاَ يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلاَّ مُؤْمِنٌ
Artinya : “.. dan ketahuilah sebaik-baik amal kalian adalah shalat dan tidaklah menjaga wudhu melainkan orang-orang yang beriman.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad; shahih)
Meraih doa para Malaikat, “Ya Allah ampunilah dosanya, rahmatilah dia sampai wudhunya batal”,
3. Bersih, segar dan bercahaya mukanya.
Air wudhu akan merilekskan otot-otot yang lelah. Para dokter juga mengatakan bahwa percikkan air akan menghilangkan rasa lelah dan pikiran yang penat.
4. Nafsunya terjaga untuk tidak melakukan perbuata ma’siat.
5. Himmatul hasanaati. Energinya ingin berbuat sesuatu yang baik, halal dan positif.
6. Akhlak muliapun jadi tumbuh.
7. Dijamin meninggal husnul khotimah karena meninggal dalam keadaan suci.
8. Kuburannya terang dari pancaran tubuhnya yg selalu berwudhu.
9. Di akhirat termasuk dalam Ahlul Karaami, yaitu hamba-hamba Allah yang memiliki kedudukan mulia.
“Sejatinya ummatku pada hari qiyamat akan datang dalam kondisi wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar pertanda mereka berwudlu semasa hidupnya di dunia.” (HR Bukhory Muslim).
Apalagi tidur dalam keadaan memiliki wudhu, inilah berita gembiranya, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudhu’) maka Malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya Malaikat itu akan berucap ‘Ya Allah ampunilah hamba mu si fulan, kerana ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci’.” (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar r.a.)
*Disarikan dari FP K.H. Muhammad Arifin Ilham.
(ameera/arrahmah.com)