Penulis : Abu Azzam
(Arrahmah.com) – Para salaf shalih adalah orang-orang yang selalu menantikan bulan ini. Mererka sangat berharap dapat menyempurnakan shaum dan ibadah shalat malam mereka serta memenuhi hari-hari dengan ketaatan dan ibadah. Di antara doa mereka seperti yang diucapkan oleh Yaha bin Abu Katsir, “Ya Allah selamatkanlah kami sampai datangnya Ramadhan dan serahkanlah Ramadhan
Mereka tahu apa keutaman puasa sunnah apalagi puasa Ramadhan, disini kami sebutkan lanjutan keutamaan puasa :
5. Bahwa pahala orang yang berpuasa sangatlah besar, saking besarnya, tidak ada siapa pun yang mengetahuinya selain Allah SWT.
Abu Hurairah meriwayatkan dalam hadist qudsi yang bunyinya, “Semua amal anak Adam itu untuknya, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang membalasnya. (HR. Bukhari & Muslim)
Maksudnya adalah, orang yang berpuasa akan diberi balasan, karena puasa merupakan bagian dari kesabaran. Allah swt berfirman,
Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabar yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (az-Zumar [39]10)
Maksud dari dari “puasa untuk-Ku adalah puasa adalah merupakan ibadah yang paling Kucintai dan Kusukai. Firman ini cukup menjadi bukti keutamaan puasa atas ibadah-ibadah yang lain.
6. Puasa tidak ada bandingannya
Abu umamah berkata kepada Rasulullah, “Rasulullah perintahkan aku mengerjakan satu amalan.” Rasulullah saw bersabda, “Berpuasalah, karena puasa tidak ada bandingannya.” Abu Umamah berkata demikian hingga tiga kali dan dijawab oleh Rasulullah dengan jawaban yang sama (HR Ibnu Khuszaimah)
7. Bau tidak sedap dari mulut orang yang sedang berpuasa lebih wangi baunya besok di hari kiamat dari minyak misk
Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, bau mulut orang berpuasa, lebih harum disisi Allah dari bau minyak kasturi. Orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan; pertama, ketika berbuka, kedua ketika dia bertemu dengan Tuhannya, dia gembira dengan pahala puasanya (HR. Bukhari & Muslim)
Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata: “Orang yang berpuasa pastilah mulutnya akan mengeluarkan bau yang tidak sedap bagi manusia, sebab perutnya sedang kosong, akan tetapi, karena hal ini terjadi dalam rangka taat kepada Allah SWT, maka di sisi Allah SWT adalah lebih wangi daripada bau misik, sama halnya dengan darah orang yang mati syahid, pada hari kiamat ia akan menghadap Allah SWT dengan luka-luka yang dideritanya, warnanya warna darah, namun bau yang dikeluarkannya lebih wangi daripada minyak misik”. (Lathaiful Ma’arif, h. 277).
Lebih lanjut Ibnu Rajab menjelaskan:
“Bau wangi mulut orang yang berpuasa di sisi Allah SWT itu mempunyai dua arti, yaitu:
(1) Karena puasa adalah sesuatu yang rahasia antara seorang hamba dengan Allah SWT di dunia, maka di akhirat Allah SWT akan menampakkannya secara terbuka di hadapan semua makhluq.
(2) Siapa saja yang taat kepada Allah SWT, lalu dari ketaatannya ini muncul hal-hal yang oleh manusia tidak disukai, maka sesungguhnya segala hal yang muncul darinya yang tidak disukai manusia itu adalah sesuatu yang disukai Allah SWT di akhirat”. (Lathaiful Ma’arif dengan diringkas).
8. Puasa pelebur dosa dan kesalahan
Puasa merupakan penghapus dosa, hal ini terekam dalam hadist riwayat Hudzaifah, “Fitnah (dosa) seseorang yang disebabkan kerena sikapnya) terhadap keluarga, harta, dan tetangganya dapat dihapus oleh ibadah salat, puasa dan sedekah (HR Bukhari)
9. Puasa dapat menolong atau memberi syafaat kepada orang yang melaksanakannya.
Abdullah bin Amri meriwayatkan Rasulullah saw bersabda, “Puasa dan al-Qur’an dapat memberikan syafaat kepada seseorang hari kiamat nanti. Puasa berkata, “Tuhanku aku larang dia untuk makan, minum dan dia tahan syahfatnya, maka berilah aku syahfaat untuknya. Al-Qur’an juga berkata, “Aku larang dia tidur di malam hari, berilah aku syahfaat untuknya.” Kemudian mereka berdua diberi syafaat (HR. Ahmad)
10. Orang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan
Orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan; pertama, ketika berbuka, kedua ketika dia bertemu dengan Tuhannya, dia gembira dengan pahala puasanya (HR. Bukhari & Muslim)
Siapa yang menjalankan puasa atas perintah Allah dengan menahan diri syhahwatnya di dunia maka ia kelak akan mendapatkannya di surga. Siapa yang berpuasa semata karena Allah, maka hari rayanya adalah pada hari ketika ia bertemu dengan-Nya
“Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu pasti datang. Dan dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui ( Al-Ankabut29]5)
11. Doa orang berpuasa tidak ditolak
Ada tiga golongan doa mereka yang tidak akan tertolak; orang yang berpuasa sehingga ia berbuka, imam yang adil, dan doa orang yag dizalimi. Allah mengangkat doa mereka di atas awan lalu membukakan untuknya pintu-pintu langit, lalu Allah berfirman, “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu walau bebearpa saat kemudian (HR Ahmad & Tirmidzi)
12. Puasa amalan yang menyebabkan masuk surga
Rasulullah saw bersabda, “Siapa diantara kalian yang berpuasa pada hari ini? Abu Bakar menjawab; “Saya”. Beliau bertanya lagi; “Siapa di antara kalian yang pada hari ini mengiringi jenazah? Abu Bakar menjawab; “Saya”. Siapa diantara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin? Abu Bakar menjawab; “Saya”. Nabi bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang pada hari ini teleh menjenguk orang sakit? Abu Bakar menjawab; “Saya”. Nabi saw menjawab, “Tidaklah amalan-amalan itu terhimpun pada diri seseorang melainkan ia akan masuk surga.
13. Puasa Ramadhan menghapus dosa-dosa yang telah berlalu. Rasulullah –
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- ia berkata: “Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: ‘Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan karena mengharap pahala di sisi Allah SWT, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni‘”. (Muttafaqun ‘alaih).
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘shalat lima waktu, Jumat ke Jumat dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus-penghapus dosa di antara keduanya selama dosa-dosa besar dijauhi'”. (H.R. Muslim).
14. Setiap hari para malaikat memintakan pengampunan bagi orang-orang yang berpuasa.
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- ia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- beliau bersabda: “Pada bulan Ramadhan umatku diberi lima hal yang tidak pernah diberikan kepada umat sebelumnya; bau tidak sedap mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah SWT daripada minyak misik, para malaikat memintakan pengampunan untuk mereka sehingga mereka berbuka, setiap hari Allah SWT mempercantik surga, kemudian berfirman: “Hampir-hampir para hama-Ku yang shalih mendapati berbagai beban dan rasa sakit, dan akhirnya mereka sampai kepadamu (surga), para syetan dibelenggu, sehingga mereka tidak mampu mencapai sesuatu yang di luar Ramadhan mereka mampu mencapainya, dan pada akhir Ramadhan Allah SWT memberikan pengampunan, ditanyakan kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- apakah malam yang dimaksud adalah lailatul qadar? Beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: bukan, akan tetapi, setiap pekerja jika telah menyelesaikan kerjanya niscaya akan diberikan upahnya secara penuh”. (H. R. Ahmad).
15. Pada bulan Ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan,
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- ia berkata: “Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang membawa berkah, Allah SWT telah mewajibkan puasa pada siang harinya, pintu-pintu surga di buka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu, pada bulan ini ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, siapa yang terhalang dari kebaikannya berarti benar-benar terhalang”. (H.R. An-Nasa-i).
16. Pada setiap malam Ramadhan ada orang-orang yang dibebaskan Allah SWT dari neraka.
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- ia berkata: “Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: ‘Jika awal Ramadhan tiba, syetan-syetan dan jin-jin pembangkang dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, sehingga tidak satu pun pintu yang dibuka, dan pintu-pintu surga dibuka, sehingga tidak satu pun ditutup, dan ada seorang penyeru berkumandang: ‘Wahai para pencari kebaikan, silakan datang dan wahai pencari keburukan silakan surut, dan Allah SWT mempunyai orang-orang yang dimerdekakan dari neraka, dan hal ini terjadi pada setiap malam'”. (H.R. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
17. Mendahului syahid masuk ke surga
Diriwayatkan Thalhah bin Ubaikillah bahwasanya ada dua orang dari suku Baly menghadap kepada Rasulullah saw dan keduanya masuk islam secara bersamaan. Salah satu di antaranya terkenal sangat besungguh-sungguh. Suatu saat, dia ikut berperang dan syahid. Sedangkan satunya lagi masih hidup selama satu tahu dan setelah itu dia meninggal.
Thalhah berkata, “Aku telah bermimpi dan aku sedang berada di pintu surga, ketika kedua lelaki itu datang, seseorang keluar dari surga. Kemudian salah seorang lelaki meninggal terekhir disuruh masuk ke surga terlebih dahulu, kemudian dia keluar lagi. Setleah itu, giliran orang yang mati syahid untuk masuk surga, dan dia kembali kepadaku seraya berkta, “Kembalilah, kamu masih belum terlambat.”
Keesoakan harinya, Thalhah memberithau kepada orang-orang dan semuanya merasa heran atas peristiwa ini. Dan akhirnya peristiwa ini disampaikan kepada Rasuilullah, sedangkan orang-orang telah menceritakan peristiwa itu. Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, satu orang ini terkenal sangat sungguh-sungguh dan akhirnya mati syahid, tetapi mengapa terakihir masuk surga? Rasulullah saw bersabda, “Bukankah orang terakhir seteleh kematian orang pertama telah hidup selama satu tahun? Sahabat menjawab, “Benar, wahai Rasulullah. Nabi melanjutkan, “Dia juga masih bisa melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan dan mengerjakan shalat ini dan itu selama satu tahun? Sahabat menjawab, “Benar, wahai Rasulullah. Rasululullah berkata, “Jarak di antara kedua orang tersebut lebih jauh dibandingkan antara langit dan bumi.
Dengan mengetahui keistimewaan-keistimewaan ini, niscaya akan terbangun semangat dan motivasi kita untuk memperbanyak ibadah pada bulan yang mulia ini. Atau bulan diluar Ramadhan yang melakukan puasa sunnah.
Allah SWT berfirman: Dan pada yang demikian ini hendaklah orang-orang saling berkompetisi (Q.S. Al-Muthaffifin: 26).
(azm/arrahmah.com)