ALJIR (Arrahmah.com) – Ketua Parlemen Aljazair Ibrahim Bougali telah meminta negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk menyatukan barisan untuk menghadapi keadaan rumit dan berbahaya di kancah internasional.
Berbicara pada pembukaan pertemuan ke-47 Komite Eksekutif Persatuan Negara-negara Anggota OKI pada Ahad (13/3/2022), Bougali mengatakan perkembangan politik, ekonomi dan sosial yang sedang disaksikan dunia sekarang, dan keadaan yang sedang dialaminya, membutuhkan Islam negara-negara untuk bersatu dan mendukung solidaritas dan kerja sama di antara mereka agar cukup kuat untuk menghadapi tantangan di depan mereka.
“Pertemuan negara-negara anggota OKI datang pada situasi yang rumit dan berbahaya di arena internasional, yang menyerukan kita untuk bertindak sebagai satu badan di bawah panji kerja sama Islam,” kata Bougali.
Dia menekankan bahwa masalah Palestina adalah “tantangan pertama yang dihadapi negara-negara anggota dan mengharuskan mereka untuk sepenuhnya mendukung” rakyat Palestina, untuk mendapatkan hak-hak mereka yang tidak dapat dicabut, termasuk pembentukan negara merdeka mereka di perbatasan 1967, dengan Yerusalem sebagai ibukotanya.
Upaya bersama juga diperlukan, jelasnya, untuk menegakkan prinsip-prinsip toleransi dan musyawarah yang diserukan Islam sebagai satu-satunya cara untuk menghalangi upaya untuk mengganggu, melenyapkan identitas dan mendistorsi nilai-nilai luhur Islam.
Pertemuan OKI yang diadakan di Aljazair tersebut meliputi perwakilan dari Aljazair, Arab Saudi, Lebanon dan Oman (atas nama kelompok Arab), Iran, Bangladesh, Malaysia dan Indonesia (atas nama kelompok Asia), Pantai Gading, Senegal, Mozambik dan Kamerun (atas nama kelompok Afrika) dan Turki.
(fath/arrahmah.com)