JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat bidang luar negeri KH. Muhyidin Junaedi menyesalkan tindakan anarkis massa LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) yang membubarkan pengajian di masjid Al Hijri, kampus Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor pada Sabtu (15/6/2013) lalu.
Ketika itu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) UIKA Bogor sedang mengadakan kajian bertemakan “Mengungkap Kedustaan Paradigma Baru LDII” yang menghadirkan Sekjen Forum Ruju’ Ilal Haq (FRIH) sekaligus mantan anggota LDII, Adam Amrullah.
Terkait insiden itu KH. Muhyidin Junaedi menyatakan kasus tersebut menjadi momen untuk membongkar siapa sebenarnya LDII itu.
“Penyerangan ini sebuah bukti otentik bahwa ada pihak yang sengaja memaksakan kehendak kepada umat Islam yang mayoritas, dan ini juga membuktikan ada sesuatu yang di sembunyikan oleh LDII dan sekaligus akan membuka borok-borok dan aib yang disembunyikan mereka,” ujar KH. Muhyidin kepada Suara Islam Online, Rabu (19/6/2013).
“Menurut saya pribadi ini menjadi starting point untuk menyelesaikan masalah LDII secara menyeluruh, oleh karena itu harus ada tim yang solid untuk mengawal kasus ini,” tambahnya.
Mengenai status LDII sendiri, menurut KH. Muhyidin Junaedi, di MUI Pusat LDII masih dalam proses pengkajian dan pembinaan.
“MUI masih seperti posisi awal, sedang melakukan pembinaan, hanya memang belum maksimal. Oleh karena itu dengan adanya kasus ini akan memulai kembali pembahasan LDII dan status LDII. Menyelesaikan yang gantung selama ini dan membuka mata bahwa LDII yang mengaku telah merubah paradigma itu hanya pada retorika saja,” ujarnya.
Sebelumnya ketua umum LDII Abdullah Syam mengatakan bahwa kasus tersebut merupakan upaya adu domba, namun KH. Muhyidin mengatakan itu adalah pernyataan yang salah dan subyektif.
“Saya melihat itu sebuah statement yang salah, beliau (Abdullah Syam) berfikir subyektif dan bersifat sangat defensif karena beliau mungkin baru mendapatkan laporan dari anak buahnya saja, sehingga pa Abdullah Syam perlu diundang diberikan breafing untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi sehingga beliau bisa membuka mata,” terangnya.
“Saya haqul yakin dia pasti defensif membela anak buahnya dan pernyataan ada pihak ketiga yang mengadu domba saya melihat itu untuk pengalihan isu, membangun publik opini dari permasalah sebenarnya. Dia mencari kambing hitam. Itu pernyataan sangat standar,” kata KH. Muhyidin yang juga menjabat sebagai ketua Muhammadiyah Bogor ini.
Terkait ajaran LDII yang mengaku tidak pernah mengajarkan kekerasan, KH. Muhyidin mengajak untuk objektif sesuai fakta yang terjadi.
“Sama saja, Ahmadiyah juga mengaku tidak pernah mengajarkan kekerasan, tapi fakta dilapangan berbicara lain,” tutupnya.
(SI Online/arrahmah.com)