Oleh: Yuliyati Sambas, S.Pt
Pegiat Literasi Komunitas Penulis Bela Islam AMK
(Arrahmah.com) – Di era teknologi informasi yang kian mutakhir seperti saat ini segala kemudahan dalam urusan kehidupan dapat diraih. Namun ibarat pisau bermata dua, ia pun memungkinkan munculnya kebahayaan bagi umat manusia beserta semesta. Termasuk urusan privasi dari seseorang. Dengan kecanggihan teknologi informasi, ia dapat erat dipertahankan atau justru menyebar demikian masifnya ke pelosok kawasan nun jauh sekalipun.
Salah satu bentuk teknologi informasi mutakhir yang ada saat ini adalah bermunculannya layanan platform media sosial. Ia hadir untuk mendekatkan dan saling menghubungkan antara tiap individu di dunia. Watshap salah satunya, dimana sebagai salah satu top platform mobile messege global telah digunakan oleh lebih dari 2 miliar user sedunia.
Namun pasca diambilnya keputusan berupa ultimatum bagi setiap penggunanya untuk menyetujui syarat dan ketentuan baru hingga batas waktu 8 Februari 2021, eksodus user pun terjadi dengan masifnya. (kumparan.com, 9/1/2021)
Keputusan tersebut belakangan ditarik kembali oleh Watsapp untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Dimana Watsapp akan mengkaji kembali kebijakan yang akan membagikan data personal user pada Facebook –induk perusahaannya.
Sementara kita mafhum bahwa data pribadi dalam nomor mobile seseorang ibarat identitas diri. Bayangkan ketika hal tersebut bocor dan digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab hingga untuk tujuan kejahatan. Publik tentu masih mengingat bagaimana perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg itu pernah tersandung mega skandal Cambridge Analytica. Sebanyak 87 juta data pribadi pengguna Facebook dibagikan secara tidak benar pada konsultan politik Cambridge Analytica. Dimana 70 juta di antaranya adalah data warga Amerika untuk keperluan analisis kecenderungan politik demi kepentingan Pilpres Amerika tahun 20016.
Selain Telegram dan Signal, eksodus pengguna Watsapp salah satunya melirik aplikasi BiP buatan Turki. BiP menjadi alternatif baru yang belakangan banyak diunduh oleh para pengguna smartphone. Tersiar kabar bahwa aplikasi tersebut memiliki sederet kelebihan salah satunya dari sisi keamanan atas privacy pengguna. Di samping itu, pilihan pada BiP tampak muncul karena adanya kecenderungan bahwa layanan messege tersebut dikeluarkan oleh perusahaan dari negeri muslim. Kemandirian teknologi diharapkan oleh sebagian kalangan umat Islam bisa hadir mengalahkan cengkeraman dominasi negara-negara Barat selama ini.
Kecenderungan umat Islam ini nyata sebagai salah satu sinyal adanya semangat keberpihakan pada sesama muslim. Ini cukup membuat perusahaan global sekaliber Facebook bisa kalang kabut dibuatnya. Mereka takut ditinggalkan oleh sebagian besar konsumennya. Umat Islam termasuk user terbanyak. Ibarat raksasa dunia, dengan populasi sebanyak 1,9 miliar penduduk muslim di dunia dipandang sebagai pasar potensial yang sayang sekali untuk dilewatkan oleh korporat yang orientasinya melulu keuntungan materi. Kita pun paham karena hidup matinya korporasi adalah adanya user yang setia menggunakan aplikasi mereka.
Bisnis yang diciptakan di alam kapitalistik akan senantiasa mengejar pundi-pundi uang. Sementara pundi uang tersebut tersimpan di dompet-dompet ‘raksasa dunia’ yang sedang tertidur. Maka ketika ‘raksasa’ tersebut menggeliat, berjalan menuju tempat yang tak mereka kehendaki, alamat matinya korporasi global pun tampak sekali.
Bisa dibayangkan ketika geliatnya saja sudah mampu membuat korporasi global gentar, apatahlagi jika mereka disadarkan dan diajak menuju kebangkitan yang hakiki. Potensi demografi, politik, ekonomi dan lainnya akan menjadi kekuatan super yang dapat meruntuhkan arogansi pesaing dan musuhnya. Niscaya Islam dan kaum muslimin akan menjadi the real global giant.
Adapun untuk meraih gelar The Real Global Giant dibutuhkan bagi umat meraih kebangkitan hakiki. Dimana hanya dapat teraih ketika umat bersatu dalam naungan sistem politik Islam global. Di bawah payung pemerintahan yang berasaskan akidah Islam. Menjalani kehidupan dengan ideologi Islam. Dimana semuanya ini akan mampu menjadikan umat berjalan menuju kemuliaannya.
Apalagi bila umat ini hidup dalam kepemimpinan Islam, niscaya kekuatan demografi, politik dan ekonominya pasti mampu meruntuhkan kesombongan musuhnya. Seperti yang telah terlewati, masa-masa keemasan dimana kesejahteraan dan keadilan tercipta. Dikarenakan diterapkannya aturan yang diturunkan oleh Sang Maha Pencipta. Zat yang Maha Mengetahui hakikat kebaikan dan Keburukan atas makhluk-Nya. Hal tersebut menjadikan semua potensi umat membawa negara berdasarkan syariat Islam kaffah menjadi The Real Global Giant. Dimana dunia mengakui keberadaannya sebagai super power yang disegani.
Sungguh, Allah Al-Khaliq pun telah memberi kabar gembira berupa janji kepada kaum muslimin melalui firmannya,
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah ….” (TQS Ali Imran [3]: 110)
Satu pertanyaan tersisa, maukah umat muslim seluruhnya meraih predikat umat terbaik tersebut untuk menjadi The Real Global Giant?
(*/arrahmah.com)