(Arrahmah.id) – Alhamdulillah, senantiasalah kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah berkenan mengantarkan kita ke gerbang Ramadhan malam ini, Senin 1 Ramadhan 1445 H bertepatan dengan 11 Maret 2024. Shalawat dan salam kepada manusia mulia, pembawa risalah-Nya, Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan generasi Muslim yang setia mengikuti ajarannya.
Menyambut hadirnya bulan suci Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ بِقُدُوْمِ رَمَضَانَ بِقَوْلِ قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ كُتِبَ عَلَيْكُمْ صِيَامُهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حَرُمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حَرُمَ الخَيْرَ الكَثِيْرَ
“Rasulullah memberikan kabar gembira atas kedatangan bulan Ramadhan dengan sabdanya, ‘Bulan Ramadhan telah mendatangi kalian, sebuah bulan penuh berkah di mana kalian diwajibkan berpuasa di dalamnya, sebuah bulan di mana pintu langit dibuka, pintu neraka Jahim ditutup, setan-setan diikat, dan sebuah bulan di mana di dalamnya terdapat malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang luput dari kebaikannya, maka ia telah luput dari kebaikan yang banyak.” (HR Abu Hurairah)
Di kala duka nestapa menimpa saudara Muslim di Gaza, Palestina, akibat kebiadaban dan kejahatan perang yang dilakukan Zionis “Israel” la’natullah, kaum Muslim di Gaza menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan dengan antusias dan penuh suka cita.
Dikabarkan, seorang wartawan bertanya kepada anak-anak di Gaza, Palestina: “Mengapa kalian nampak gembira dan antusias menyambut datangnya bulan Ramadhan?”
Mereka menjawab, “Setiap hari kami kesakitan, haus dan lapar. Dengan datangnya Ramadhan mubarak, niscaya lapar dan haus kami akan lebih bermakna”.
Bagi para mujahid di medan jihad Palestina, bulan Ramadhan merupakan momentum bangkitnya heroisme perjuangan mengusir penjajah zionis. Mengingatkan mereka pada 2 peristiwa perang yang dihadapi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan umatnya di bulan suci Ramadhan.
Pertama, Waq’atul Badr (Perang Badar).
Perang ini terjadi pada 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriyah yang disebut yaumul furqan. Pasukan kaum Muslim yang hanya berjumlah 313 orang bertempur melawan pasukan kafir Quraisy Makkah yang berjumlah 1.000 orang lebih. Dalam pertempuran ini, Allah memberikan kemenangan kepada pasukan Muslim yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Pasukan Muslim menghancurkan pertahanan pasukan Quraisy. Peristiwa ini merupakan pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh-musuh kafir.
Kedua, Fathu Makkah (Pembebasan kota Makkah).
Penaklukan Makkah dikenal dengan istilah Fathu Makkah. Salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam karena terjadi pada 10 Ramadhan tahun 8 Hijriyah. Saat itu Nabi Muhammad SAW beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Makkah.
Kemudian sukses menguasai Kota Makkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikitpun. Kaum muslimin juga menghancurkan berhala yang ada di dalam dan sekitar Ka’bah. Setelah itu orang-orang Quraisy Makkah berbondong-bondong memeluk Islam.
Kisah kemenangan ini tentu menginspirasi keberanian para mujahidin Palestina, agar semakin teguh dan sabar mengejar musuhnya. Menjadi do’a dan harapan kita pula agar di bulan Ramadhan ini, para pejuang Palestina dapat menghancurkan pasukan Zionis beserta sekutunya. Dan yang lebih penting lagi, membebaskan bangsa Palestina dari penjajahan Zionis “Israel”.
Praktik tauhid di medan jihad
Dalam perang antara Palestina dan Zionis “Israel”, yang sudah berlangsung lebih 5 bulan sejak 7 Oktober 2023, banyak terjadi peristiwa heroik dan menakjubkan.
Seorang dokter bedah dari Yordania bernama Dr. Bilal Azam, menceritakan kekagumannya terhadap praktik tauhid yang telah membentuk karakter pemuda mujahid di Gaza, Palestina. Dia menceritakan pengalamannya saat mengobati pasien anak-anak korban pemboman biadab Zionis “Israel”.
“Ada seorang anak yang terluka di tangan dan perutnya. Kami sedang mengganti perbannya, untuk membersihkan lukanya.
Satu kali dia datang dan berkata: “Dokter, kemarin sakit sekali. Kali ini jangan bikin aku kesakitan lagi.”
Maka kami katakan pada dokter anestesi: “Tambahkan sedikit anestesinya. Bukan bius total, tapi tambahkan sedikit penenang.”
Kemudian saat kami memulai prosedurnya, anak ini bilang: “Paman, jangan sakiti aku ya”.
Lalu setelah prosedur selesai, anak ini berdo’a, “Ya Rab, maafkan aku karena meminta sesuatu bukan kepada-Mu.”
Yang dia minta hanya mengurangi rasa sakit. Dan dia hanya seorang anak kecil berumur 11-12 tahun. “Maafkan aku telah meminta sesuatu pada selain-Mu,” kenang Dr. Bilal Azam melalui sebuah video sambil berurai air mata.
Kegembiraan kaum Muslimin di Gaza menyambuat bulan Ramadhan, walau dalam penderitaan yang memilukan, sungguh menggugah keimanan dan rasa kemanusiaan kita. Karena puasa Ramadhan merupakan jalan meraih derajat takwa.
Syariat Ramadhan
Puasa Ramadhan pertama kali disyariatkan pada tahun kedua Hijriah yaitu, pada Senin, 10 Sya’ban tahun ke-2 Hijriah atau satu setengah tahun setelah Rasulullah SAW dan umatnya hijrah dari Makkah ke Madinah. Saat itu, Nabi Muhammad SAW baru saja menerima perintah untuk mengubah arah kiblat dari Baitul Maqdis di Palestina ke arah Masjidil Haram di Makkah.
Sebagai salah satu rukun Islam yang dikerjakan satu kali dalam setahun ini ternyata memiliki sejarah yang usianya sama tuanya dengan umur manusia. Puasa Ramadhan merupakan salah satu dari tiga ibadah tua lainnya selain shalat dan ibadah qurban.
Kewajiban puasa Ramadhan diterangkan dalam Al-Qur’an,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“Wahai kaum Mukmin, kalian diwajibkan berpuasa sebagaimana yang diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian sanggup menahan hawa nafsu.” (QS Al-Baqarah (2) : 183)
Sebagai hamba Allah, melaksanakan kewajiban puasa Ramadhan merupakan bukti ketundukan seorang hamba pada Khaliq atau Penciptanya. Ibarat pasukan tentara, ketika diperintah oleh komandannya akan bersikap, ‘siaaap’ laksanakan perintah, tanpa reserve (alternatif) lainnya.
Hikmah puasa Ramadhan bagi kaum Muslimin, bila dilaksanakan sesuai sabda Nabi SAW,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no. 2014).
Merupakan suatu kemuliaan, karena di situ Allah mendidik orang beriman untuk meningkatkan amal shalih dengan tunduk kepada Allah dan mengalahkan hawa nafsunya.
Mari kita tingkatkan amal ibadah dan semangat dakwah, serta mengambil ibrah dari heroisme jihad generasi muda Palestina, demi tegaknya syariat Islam.
Yogyakarta, 1 Ramadhan 1445 H/11 Maret 2024 M
IRFAN S. AWWAS