YERUSSALEM TIMUR (Arrahmah.com) – Bentrokan pecah di lingkungan Yerusalem Timur selama tiga hari berturut-turut setelah kekerasan terjadi di kompleks Masjid Al-Aqsa, kata penduduk setempat, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba,Kamis (17/9/2015).
Bentrokan paling intens meletus di lingkungan al-Issawiya dan kamp pengungsi Shufat. Bentrokan juga terjadi di daerah al-Tur.
Pasukan “Israel” menangkap delapan warga Palestina dari Yerusalem pada hari Rabu dan Kamis, termasuk empat anak laki-laki di bawah usia 12 tahun.
Seorang juru bicara kepolisian “Israel” mengatakan kepada Ma’an News Agency bahwa “tersangka” yang ditangkap di Yerusalem Timur adalah mereka yang “terlibat dalam kerusuhan”, tanpa menambahkan rincian lebih lanjut.
Seorang anggota komite lokal, Muhammad Abu al-Hummus, mengatakan bahwa pasukan “Israel” menyerbu kawasan itu dengan menggunakan peluru hidup selama bentrokan di al-Issawiya, menembak dan melukai seorang pemuda Palestina.
Kondisi pemuda itu masih belum diketahui.
Sebanyak 25 pengunjuk rasa lainnya terluka akibat peluru baja berlapis karet yang ditembakkan oleh pasukan “Israel” selama bentrokan itu.
Abu al-Hummus menambahkan bahwa selama bentrokan, pasukan “Israel” juga menyerbu rumah, mledakkan bom, membarikade pintu masuk utama desa, dan memeriksa kendaraan dan bus dengan menggunakan anjing polisi.
Tidak hanya itu, pasukan “Israel” juga menyerbu pemakaman desa dan mengerahkan tentara di atas atap rumah warga.
Pejabat, komite orang tua, dan kelompok-kelompok nasional dan Islam mengadakan pertemuan pada Kamis (17/9) dan sepakat bahwa semua lembaga di al-Issawiya akan melakukan pemogokan sebagai protes terhadap “serangan polisi Israel.”
Secara terpisah, di kamp pengungsi Shufat, Thaer Fasfos, juru bicara Fatah, mengatakan kepada Ma’an News Agency bahwa bentrokan juga pecah antara warga Palestina dan pasukan “Israel”.
Fasfos juga mengatakan bahwa tiga tentara “Israel” terluka oleh lemparan batu dan mendapatkan pengobatan di lokasi kejadian.
Bentrokan antara pasukan “Israel” dan Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki terjadi hampir setiap hari, tapi ketegangan semakin meningkat pasca serangan bersenjata “Israel” ke kompleks Masjid Al-Aqsa yang berlangsung dalam beberapa pekan terakhir.
Warga Palestina khawatir bahwa “Israel” berusaha untuk mengubah aturan yang mengatur kompleks Masjid Al-Aqsa, dengan mendorong kelompok-kelompok ekstrimis Yahudi untuk lebih banyak memasuki kompleks Al-Aqsa, dan juga berupaya untuk mendirikan sebuah kuil Yahudi.
(ameera/arrahmah.com)