GALILEA (Arrahmah.id) – Media ‘Israel’ melaporkan bahwa dua tentara tewas dan 16 lainnya terluka di dekat Tel Hai di Galilea Atas setelah penembakan dua peluru dari Lebanon selatan.
Menurut Al-Jazeera, dua roket diluncurkan ke arah lokasi ‘Israel’ di Galilea Atas, sementara Anadolu Agency mengutip media ‘Israel’ yang melaporkan bahwa delapan warga ‘Israel’ terluka, dua di antaranya serius, karena dua roket anti-tank yang ditembakkan dari Lebanon ke arah Galilea Finger.
Sebagai tanggapan, tentara ‘Israel’ dilaporkan mengirimkan helikopter militer dan tujuh ambulans untuk mengevakuasi korban luka. Media ‘Israel’ menggambarkan insiden itu sebagai eskalasi yang berbahaya, dan tentara melepaskan artileri ke sumber tembakan.
Yedioth Ahronoth juga melaporkan bahwa dua warga ‘Israel’ terluka akibat ledakan pesawat nirawak di Galilea Barat. Sementara itu, Channel 12 ‘Israel’ menambahkan bahwa sebuah pesawat nirawak meledak di sebuah gedung di daerah Ya’ara di Galilea Barat.
#NOW: One Israeli soldier was killed and others were injured near Tel Hai in the Upper Galilee after two shells were fired from southern Lebanon.pic.twitter.com/j6NFubrH01
— WORLD AT WAR (@World_At_War_6) September 19, 2024
Tentara ‘Israel’ melaporkan pemantauan jatuhnya beberapa pesawat tak berawak yang diluncurkan dari Lebanon menuju Beit Hillel di Galilea, dengan kru pemadam kebakaran bekerja untuk memadamkan api yang muncul menyusul jatuhnya pesawat tak berawak tersebut.
Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas penargetan posisi militer ‘Israel ‘di lokasi Marj, dan menyatakan bahwa para pejuangnya telah membunuh dan melukai beberapa tentara ‘Israel’.
Sebaliknya, tentara ‘Israel’ melaporkan pengeboman depot senjata Hizbullah di Khiam dan daerah lain di Lebanon selatan, termasuk bangunan militer di Sheheen, Taybeh, Blida, Mays al-Jabal, Aitaroun, dan Kfar Kila.
Kekuatan yang Bergerak
Pada Kamis (19/9/2024), tentara ‘Israel’ mengumumkan keputusannya untuk memindahkan pasukan dari Tepi Barat ke perbatasan dengan Lebanon untuk mengantisipasi potensi konflik skala penuh dengan Hizbullah.
Perkembangan ini menyusul dua ledakan yang melibatkan peralatan telekomunikasi di Lebanon pada Selasa dan Rabu, yang mengakibatkan 32 kematian dan lebih dari 3.200 cedera.
Pemerintah Lebanon dan Hizbullah menuduh ‘Israel’ berada di balik ledakan tersebut.
Menurut Wall Street Journal, sebuah sumber terpercaya melaporkan bahwa ledakan di Lebanon ini bertepatan dengan pemindahan divisi militer ‘Israel’ dari Jalur Gaza ke garis depan utara.
Sejak dimulainya perang ‘Israel’ di Gaza, pada 7 Oktober, Hizbullah Lebanon telah terlibat secara langsung, tetapi relatif dalam cara yang terbatas dalam perang melawan pendudukan ‘Israel’.
Pesan Palsu
Di tengah meningkatnya ketegangan, pada Rabu malam (18/9), warga ‘Israel’ menerima pesan teks palsu dengan judul “Peringatan Darurat,” yang mendesak mereka untuk meninggalkan rumah dan mencari perlindungan.
Jerusalem Post melaporkan bahwa pesan tersebut menyertakan tautan yang mengarahkan orang untuk mencari kawasan lindung, yang menunjukkan adanya ancaman roket yang akan segera terjadi.
Komando Front Dalam Negeri Angkatan Darat ‘Israel’ membantah telah mengirim pesan-pesan ini dan menyatakan bahwa tidak ada perubahan pada instruksi resmi mereka. Mereka mendesak warga ‘Israel’ untuk hanya mengandalkan platform resmi dan menggambarkan pesan-pesan tersebut sebagai “mencurigakan.”
Otoritas Penyiaran ‘Israel’ (KAN) mengonfirmasi bahwa ribuan warga ‘Israel’ menerima peringatan palsu, yang menyebabkan kepanikan yang meluas. (zarahamala/arrahmah.id)