JALUR GAZA (Arrahmah.com) – Pesawat “Israel” menyerang basis Hamas di Gaza pada Kamis (6/2/2020) pagi setelah warga Palestina di Gaza meluncurkan proyektil dan balon peledak melintasi perbatasan, kata militer “Israel” dalam sebuah pernyataan.
Sumber dan saksi keamanan Palestina di Gaza melaporkan serangan terhadap target yang tidak ditentukan di utara kamp pengungsi Al-Shati dekat Kota Gaza dan basis Hamas di Jalur Gaza selatan.
Tidak ada korban jiwa dan luka-luka yang dilaporkan.
Sebelumnya, pada Rabu (5/2) malam, tentara “Israel” melaporkan bahwa “dua peluru mortir ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah ‘Israel’ di daerah-daerah terbuka”.
Insiden saling serang antara Gaza dan “Israel” terjadi hampir setiap hari setelah Donald Trump mengumumkan “Middle East plan” (rencana Timur Tengah) pekan lalu.
Palestina sangat menolak rencana yang menjanjikan solusi dua negara untuk konflik Palestina-“Israel” dengan memberi “Israel” ibukota tak terbagi di Yerusalem.
Para pemimpin dan rakyat Palestina telah berjanji untuk “berjuang melawan kesepakatan tersebut”.
“Israel” sejak pengumuman tersebut telah mengerahkan pasukan tambahan di dekat tembok blokade Gaza dan ke Lembah Yordan di Tepi Barat, yang menurut rencana akan dianeksasi ke “Israel”.
Rencana Trump berusaha melucuti Hamas, kelompok yang telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007 dan dianggap sebagai organisasi “teroris” oleh AS.
Juru bicara Hamas Abdellatif Al-Qanoun mengatakan kepada Al Jazeera pekan lalu bahwa kelompok itu menolak rencana tersebut.
“Hamas tidak akan mau untuk dilucuti. Tidak dapat diterima untuk berbicara tentang perlucutan senjata Hamas atau faksi perlawanan Palestina lainnya,” katanya.
“Pasukan perlawanan Palestina adalah oerganisasi yang sah dan kami memiliki hak yang dijamin secara hukum untuk mempertahankan diri dari pendudukan brutal ini,” imbuhnya.
“Israel” telah melancarkan tiga serangan besar-besaran di Gaza sejak 2008 tetapi selama setahun terakhir, kelompok-kelompok perlawanan Palestina secara bertahap telah melakukan gencatan senjata informal dengan “Israel”, sehingga “Israel” sedikit melonggarkan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza.
Namun November lalu, ketegangan meningkat setelah “Israel” membunuh seorang pemimpin senior kelompok bersenjata Jihad Islam di Gaza dan melancarkan serangan yang menewaskan sedikitnya 36 warga Palestina. (rafa/arrahmah.com)