(Arrahmah.com) – Benteng yang ada di Kairo hingga kini dapat dijumpai dan dikenal sebagai Benteng Shalahuddin. Ia terletak di Bukit Muqattam, dibangun antara 1176-1183 M. Dengan ketinggian mencapai 10 meter dan ketebalan tiga meter, benteng ini dibangun untuk mempertahankan Kota Kairo dari serangan Pasukan Salib.
Benteng itu dilengkapi menara-menara kokoh yang menjulang dalam jarak setiap seratus meter. Di menara yang dijadikan konsentrasi pertahanan dari serangan musuh itu terdapat banyak lubang jendela yang berguna bagi pasukan pema nah dalam membidik sasaran. Sedangkan, bagian paling atas adalah dek terbuka untuk menempatkan meriam.
Benteng Shalahuddin memiliki arsitektur kastil termaju pada zamannya dengan pertahanan lapis tiga. Pertama, pertahanan jarak jauh menggunakan meriam dan senjata panah yang dilakukan lewat menara-menara.
Jika pasukan musuh berhasil menembus dinding benteng, mereka akan disambut ruang terbuka yang dikelilingi tembok-tembok tinggi. Di area ini, pasukan musuh tentu akan menjadi sasaran pasukan Shalahuddin yang bersiap di atas benteng.
Jika musuh berhasil melewati bagian tersebut, mereka akan melewati lorong-lorong bercabang yang panjangnya mencapai 2.100 meter. Di situ pasukan musuh yang tidak mengenal medan menjadi lebih mu dah ditumbangkan satu per satu.
Di dalam area benteng yang kini menjadi salah satu tujuan wisata terpopuler di Kairo, terdapat bebe rapa objek lain, termasuk bekas penjara dan museum angkatan perang Mesir. Sebuah objek penting lainnya adalah Masjid Muhammad Ali Pasha.
Masjid tua yang megah itu juga dikenal sebagai Masjid Alabaster, dibangun antara 1830-1848 M atas perintah dari Muhammad Ali Pasha (panglima tentara dan tokoh penting pada masa Utsmani).
Hal menarik mengenai benteng yang telah berusia 836 itu adalah ia tak pernah digunakan untuk berperang. Sejak didirikan hingga sekitar abad ke-19, dengan banyak pergantian penguasa, Benteng Shalahuddin hanya difungsikan sebagai tempat tinggal raja dan sultan.
(fath/arrahmah.com)