WASHINGTON (Arrahmah.com) – Karyawan Muslim di sebuah hotel di Washington mengeluhkan diskriminasi karena mereka dikeluarkan dari tempat kerja selama Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak tinggal di sana, sebuah organisasi di Amerika melaporkan.
Surat protes diserahkan kepada manajemen Hotel Mandarin Oriental pada Rabu (15/12/10) oleh Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) terkait dugaan diskriminasi terhada saudara Muslim mereka dan menyeru untuk penyelidikan.
Barak mengunjungi Washington pada 10 dan 11 Desember lalu dan bertemu dengan Wakil Presiden, Joe Biden serta Menteri Pertahanan AS, Robert Gates dan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton dengan klaim melakukan pembicaraan mengenai isu pemukiman (ilegal).
Seorang supervisor di hotel tersebut mengatakan kepada pekerja Muslim bahwa delegasi Israel tidak mau “bertatap muka dengan Muslim”.
General Manajer hotel mengatakan ia telah mengatakan kepada beberapa karyawna untuk tidak masuk kerja setelah Departemen Luar Negeri menemukan “kejanggalan” dalam pemeriksaan latar belakang kehidupan rutin mereka sebelum kunjungan Israel, lapor Washington Post.
Tetapi jurubicara Departemen Luar Negeri, Philip Crowley melakukan pembelaan dengan mengatakan bahwa keamanan diplomatik tidak mempersilakan siapapun dari hotel. Ia enggan mengatakan bahwa pekerja Muslim dilarang berada di lantai yang sama di mana Barak menginap, seperti yang dikeluhkan pekerja Muslim.
“Kami melakukan pemeriksaan latar belakang penegakan hukum rutin kepada seluruh individu yang mungkin memiliki akses ke atau bekerja di sekitar delegasi atau pejabat yang melindunginya,” klaim Crowley. (haninmazaya/arrahmah.com)