KABUL (Arrahmah.com) – NATO mengatakan pihaknya telah menurunkan jumlah operasi gabungan dengan pasukan Afghanistan demi mengurangi resiko serangan insider.
Sedikitnya 51 tentara penjajah NATO dilaporkan tewas oleh pria Afghan yang mengenakan seragam polisi atau militer Afghan di tahun ini.
Sampai saat ini, NATO masih menurunkan 100 tentaranya yang melakukan operasi rutin seperti patroli atau berjaga-jaga di pos pemeriksaan dengan tentara Afghanistan.
NATO mengatakan bahwa operasi tersebut tidak akan lagi dilakukan secara rutin dan memerlukan persetujuan dari komandan regional.
Al Jazeera melaporkan bahwa pejabat Pentagon, Jenderal John Allen, komandan seluruh pasukan internasional di Afghanistan, mengatakan ia telah memiliki komandan untuk melihat bagaimana pasukan koalisi dan Afghanistan dipasangkan di seluruh negeri.
Jordan mengatakan penilaian kembali dari pasangan tersebut dimaksudkan untuk “mengurangi kesempatan bagi tentara (asing) untuk tewas atau terluka” saat mereka bertugas dengan rekan-rekan Afghanistan mereka.
Serangan insider terbaru terjadi pada hari Minggu (16/9/2012) ketika pria Afghanistan yang mengenakan seragam polisi Afghan menewaskan empat tentara penjajah AS dan melukai dua lainnya di sebuah pos pemeriksaan di distrik Mizan, provinsi Zabul.
Serangan Zabul didahului oleh serangan terhadap sebuah pangkalan militer di provinsi Helmand pada Jumat (14/9).
Serangan di Camp Bastion, di mana Mujahidin Imarah Islam Afghanistan mengaku bertanggung jawab atas tewasnya banyak tentara AS dan menghancurkan enam jet tempur.
Serangan itu disebut sebagai serangan paling merusak terhadap persenjataan Barat dalam perang yang telah berlangsung selama 11 tahun. (haninmazaya/arrahmah.com)