DARAA (Arrahmah.com) – Serangan udara Rusia menargetkan provinsi Daraa di selatan Suriah terjadi sejak Rabu (4/7/2018), ujar warga dan aktivis setempat. Serangan terjadi setelah pembicaraan damai gagal dicapai.
Serangan udara menargetkan kota Tafas, barat laut ibu kota provinsi Daraa dan Saida di sebelah timurnya, ujar Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau yang berbasis di Inggris seperti dilansir Zaman Alwasl.
Namun tidak ada laporan mengenai korban dalam serangan tersebut.
Ruang Operasi Pusat, aliansi pejuang oposisi di Suriah selatan telah meminta AS untuk menengahi perundingan, mengatakan Rusia menggunakan bahasa ancaman dan intimidasi.
Pejuang oposisi menuntut peta jalan yang mengarah pada solusi komprehensif, menurut pernyataan yang diposting online.
Bashar Asad melancarkan kampanye di barat daya dengan dukungan udara Rusia untuk merebut kembali wilayah dari kelompok pejuang, dan telah merebut sebagian besar wilayah mereka.
Serangan udara Rusia telah dihentikan pada Sabtu pekan lalu, menurut SOHR. Namun kembali dimulai pada Rabu dan menurut penduduk setempat bom barel juga dijatuhkan di Saida pada Rabu malam.
Pejuang oposisi dan Rusia telah bernegosiasi sejak Sabtu, mencari “kesepakatan” untuk mengakhiri pertempuran, tetapi tidak ada persyaratan yang disetujui dalam pembicaraan itu.
“Pembicaraan dengan musuh Rusia di Busra Al-Sham telah gagal karena desakan mereka untuk menyerahkan senjata berat,” ujar Abu Shaima, juru bicara dari ruang operasi pusat, mengatakan kepada Reuters.
Juru bicara faksi pejuang lainnya, IbrahimAl-Jabawi mengatakan pembicaraan tidak meraih kesimpulan apapun. (haninmazaya/arrahmah.com)