(Arrahmah.com) – Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (untuk mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan di dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”. (Al Isra’:16)
Amir al-Mu’minin, Umar bin Khatthab, balik menasihati Abu Ubaidah al-Jarrah: Allah telah memuliakan kamu dengan Islam, maka kalau kamu mencari kemuliaan pada yang lain, pasti Dia akan menghinakan kamu. (Ibn al-Jauzi, Shaid al-Khathir, 138)
Allah Subhanahu wa Ta’ala. sebagai Penguasa alam semesta, Dia bisa melakukan apa saja, tanpa ada satu pun yang bisa menghalanginya. Termasuk ketika hendak menghukum para pelaku maksiat, maupun ketika memberikan balasan kebaikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Keanehan adalah mereka yang berani menentang dan membangkang terhadap syariah-Nya.Kemaksiatan besar adalah saat hukum-hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala dicampakkan manusia, tidak diterapkan dalam kehidupan. Saat manusia berpaling dari syariah-Nya, maka kesempitan hiduplah yang bakal mereka rasakan, di antaranya ditimpa berbagai bencana yang menimpa mereka. Sebagai Penguasa tunggal di alam semesta, tidak ada satu pun yang bisa menghalangi dan mencegah kehendak-Nya. Dalam Islam Allah Swt sebagai pemilik otoritas tunggal dalam membuat hukum bagi seluruh penduduk di bumi-Nya. Semuanya wajib tunduk dan patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka sangat penting bahwa umat Islam tidak tertipu – berbagai upaya propaganda negatif terhadap syariah Islam– dan waspada akan berbagai upaya adu domba dalam tubuh umat. Tentu karena kaum muslimin meyakini bahwa Islam sebagai jalan hidup terbaik.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita untuk istiqomah berpegang teguh, menerapkan dan memperkuat Islam dalam diri kita dan mampu mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana yang diwahyukan kepada kita kepada Nabi kita tercinta Nabi Muhammad Shallalahu alaihi wa sallam.
Hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka dengan hukum yg diturunkan oleh Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian yg Allah turunkan kepadamu. Ketahuilah, sesungguhnya Allah menghendaki menimpakan musibah kepada mereka, karena dosa-dosa mereka. Sesungguhnya kebanyakan manusia itu fasik (Q.s. al-Maidah: 49).
Ainun Dawaun Nufus
(*/arrahmah.com)