Sejumlah informasi mengatakan kesehatan tokoh Islam, Omar Abdurrahman dalam kondisi kritis. Omar Abdurrahman dijatuhi hukuman seumur hidup karena dituduh terlibat aksi sejumlah serangan di New York tahun 1996. Omar sebelumnya sempat dirawat di sebuah rumah sakit dan mulai muntah darah akibat sakit paru-paru. Namur kini telah dikembalikan ke penjara.
Sejumlah media massa AS menyebutkan pemberitaan tersebut bersumber dari kantor intelejen FBI, yang sebelumnya mengkhawatirkan kematian Omar akan menimbulkan efek serangan bom dari sejumlah pengikutnya. Omar Abdurrahman sendiri memang pernah menyerukan para pengikutnya untuk melakukan aksi pembalasan terhadap AS jika ia mati di penjara Amerika. Sejumlah wartawan mengutip pernyataan para tokoh intelelejen bahwa mereka sejauh ini belum menerima informasi rencana adanya serangan di AS.
Omar Abdurrahman, adalah tokoh agama yang kedua matanya buta, berkebangsaan Mesir. Syeikh Omar pernah ditangkap dan disidang oleh Pengadilan Militer Mesir. Namun bukti yang tidak mencukupi menyebabkan ia kemudian dibebaskan. Syeikh Omar lalu berimigrasi ke beberapa negara termasuk Afghanistan. Pengikut-pengikutnya juga banyak yang ikut berjihad menentang Rusia di Afghanistan pada tahun 80-an.
Terakhir, Syeikh Omar mendapat suaka politik dan tinggal di Amerika. Namun, kejadian ledakan di sebuah terowongan dekat WTC New York pada tahun 1993 menyebabkan ia ditangkap dan dipenjarakan. Pengacara Omar mengatakan saat dalam penjara, Syeikh Omar mengalami berbagai siksaan fisik dan mental.
Beberapa tahun lalu heboh diberitakan bahwa Syeikh Omar Abdurrahman telah meninggal akibat siksaan yang ia hadapi. Namun berita itu ternyata tidak benar. Beberapa tahun terakhir, Omar Abdurrahman mulai menderita sakit karena diabetes dan masalah kesehatan paru-paru. (na-str/assbl/eramuslim)