SAN’A (Arrahmah.com) – Sedikitnya dua orang tewas dalam bentrokan mematikan di Yaman, di mana protes anti-rezim telah berkecamuk sejak akhir Januari, sumber-sumber medis dan resmi mengatakan, Al Arabiya pada Kamis (10/3/2011).
Salah satu pengunjuk rasa meninggal akibat luka tembak Rabu pagi (9/3) ketika polisi melepaskan tembakan ke arah demonstran yang sebagian besar adalah mahasiswa di dekat universitas di ibukota San’a semalam, seorang pejabat medis mengatakan.
Universitas ini telah menjadi sasaran aparat kepolisian untuk mencari pengunjuk rasa yang ingin mengakhiri 32 tahun kekuasaan otokratis Presiden Ali Abdullah Saleh, sekutu utama AS dalam perang melawan ‘terorisme’ di Semenanjung Arab.
Sekitar 30 orang telah tewas dalam protes berdarah di seluruh Yaman.
Menteri dalam negeri Yaman, Motahar Rashad al-Masri, membantah adanya korban yang tewas dalam bentrokan hari Rabu. Namun, beberapa sumber mengkonfirmasi bahwa beberapa orang telah ditembak dan satu berada dalam kondisi kritis di rumah sakit.
“Tiga pengunjuk rasa yang terluka dan tiga anggota pasukan keamanan masih di rumah sakit. Tidak ada yang tewas tapi satu pengamat, bukan pemrotes, mengalami luka serius,” kata al Masri.
Para pejabat medis mengatakan, tiga demonstran juga terluka oleh tembakan, sementara sekitar 60 lainnya menderita luka ringan karena dipukuli oleh polisi atau menghirup gas air mata.
Sementara itu, kelompok oposisi parlemen Yaman yang menyebut dirinya Forum Publik mengutuk polisi.
“Bahkan tim medis yang datang untuk menyelamatkan korban saja tak luput dari penyerangan,” kata juru bicara Mohammed Qahtan dalam sebuah pernyataan.
Aliansi itu mengatakan diadakan “Saleh secara pribadi bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan oleh pasukan keamanan pusat dan penjaga republik terhadap mahasiswa.”
Al-Masri mengatakan pemerintah berusaha untuk “melindungi” para pengunjuk rasa tetapi memperingatkan mereka untuk tidak “memprovokasi” aparat keamanan.
Pihak oposisi bersumpah untuk meningkatkan protes setelah Saleh menolak ultimatum untuk mengundurkan diri pada akhir tahun ini. Sebaliknya Saleh bersumpah untuk menjabat sebagai presiden saat ini hingga 2013.
Keamanan diperketat di San’a sejak hari Selasa, dengan pasukan dikerahkan di seluruh fasilitas vital dan sejumlah bank. (althaf/arrahmah.com)