NEW YORK (Arrahmah.com) – Rasa duka cita dan kemarahan atas kematian George Floyd tumpah di jalan-jalan di beberapa kota di seluruh negeri beberapa jam setelah mantan perwira Minneapolis yang terlihat dalam video dengan lutut menekan leher Floyd ditangkap dan didakwa dengan pembunuhan.
Demonstran turun ke jalan-jalan di kota-kota seperti Atlanta, New York dan Washington. Mereka menghancurkan jendela dan membakar kendaraan.
Di Minneapolis, sekitar 1.000 orang melakukan aksi damai di sepanjang jalan bebas hambatan utama kota Interstate 35, beberapa jam setelah jam malam diberlakukan.
Seorang lelaki kulit hitam memegang papan bertuliskan, “Apakah saya selanjutnya?”
Akhirnya para demonstran berhasil sampai ke Fifth Precinct dimana beberapa demonstran melemparkan batu atau botol ke arah polisi.
Pada Jumat (2/5/2020), Jaksa Wilayah Hennepin Michael Freeman mendakwa Chauvin, polisi yang yang terlihat dalam sebuah video dengan lutut di leher Floyd, dengan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tingkat dua.
Jaminannya ditetapkan $ 500.000. Keluarga Floyd dan pengacara mereka, Benjamin Crump, kesal karena Chauvin tidak didakwa dengan pelanggaran yang lebih serius.
“Kami mengharapkan dakwaan pembunuhan tingkat pertama. Kami menginginkan dakwaan pembunuhan tingkat pertama. Dan kami ingin melihat petugas lainnya ditangkap,” kata Crump dan keluarganya dalam sebuah pernyataan.
“Kami meminta pihak berwenang untuk merevisi dakwaan tersebut untuk mencerminkan kesalahan sebenarnya dari petugas ini.”
Chauvin berlutut di leher Floyd selama 8 menit 46 detik, dan 2 menit 53 detik setelah Floyd tidak berkutuik, menurut pengaduan pidana yang diajukan pada Jumat.
George Floyd, pria kulit hitam berusia 46 tahun tewas setelah seorang perwira polisi kulit putih Minneapolis menjatuhkan tubunya ke tanah, sementara petugas lain menginjakkan lututnya ke leher selama sekitar delapan menit.
Floyd awalnya ditangkap dengan sangkaan ringan karena diduga menggunakan uang palsu untuk belanja di sebuah toko swalayan.
Kematian Floyd terekam dalam video yang kemudian beredar di media sosial. Floyd sempat meminta ampun agar polisi tersebut melepaskan lutut dari lehernya.
“Saya tidak bisa bernafas” pinta Floyd.
Video kematian Floyd memicu kemarahan warga. Saudara perempuan Floyd, Bridgett Floyd berharap semua aparat kepolisian yang terlibat atas kematian Floyd didakwa karena melakukan pembunuhan.
“Mereka membunuh kakakku. Dia menangis minta tolong,” ucapnya.
(ameera/arrahmah.com)