NEW DELHI (Arrahmah.com) – Suasana di ibu kota India dalam tiga hari terakhir terasa sangat mencekam, bentrokan yang terjadi antara demonstran terkait UU kewarganegaraan anti-Muslim yang kontroversial berubah menjadi kerusuhan antar agama.
Para perusuh dari kelompok Hindu bahkan tidak segan menghancurkan properti milik Muslim dengan membakar masjid, sekolah, rumah, pabrik, serta toko.
Kekerasan, yang dimulai pada Ahad (23/2/2020) di wilayah timur laut ibu kota India atas undang-undang kewarganegaraan yang disahkan oleh parlemen, membuat para pengunjuk rasa membabi buta membakar properti publik dan pribadi.
Menurut data resmi, sebanyak 79 rumah, 52 toko, 2 sekolah, 3 pabrik dan 4 masjid dibakar.
Seorang pejabat senior pemadam kebakaran mencatat bahwa 25 panggilan melaporkan kendaraan terbakar, dan lebih dari 500 mobil, truk dan bus dimusnahkan.
Diperkirakan 218 panggilan melaporkan insiden kebakaran yang terjadi di Delhi timur laut yang dilanda kerusuhan dari Senin hingga Kamis.
Menurut pejabat senior pemadam kebakaran, petugas pemadam kebakaran ditantang untuk mencapai lokasi yang terkena dampak, dalam banyak kasus hanya dimungkinkan melalui dukungan dari petugas polisi.
“Sebanyak 1.000 perjalanan dilakukan di seluruh wilayah distrik timur laut oleh kendaraan pemadam kebakaran kami. Selama kekerasan, lima mobil pemadam kebakaran rusak, termasuk satu yang benar-benar hangus. Beberapa petugas pemadam kebakaran bahkan harus berlindung untuk menyelamatkan diri setelah kendaraan diserang,” kata seorang pejabat senior pemadam kebakaran, sebagaimana dilansir Sputnik.
Kekerasan yang sedang berlangsung telah menewaskan sedikitnya 38 orang dan lebih dari 300 orang lainnya terluka, termasuk polisi dan pemadam kebakaran. (rafa/arrahmah.com)