DUSHANBE (Arrahmah.id) — Sedikitnya 9 narapidana muslim tewas, 1 sipir tewas, dan tiga sipir terluka selama kerusuhan di sebuah penjara di Tajikistan pada hari Senin (3/2/2025), kata pejabat di negara Asia Tengah itu.
Dilansir Barrons (3/2), tak kurang dari sembilan tahanan di Penjara No. 3/2 melakukan serangan mematikan terhadap sipir, menggunakan pisau rakitan dalam upaya melarikan diri, ungkap kantor berita resmi Tajikistan Khovar.
“Tiga anggota staf terluka parah” dalam serangan yang menewaskan satu orang sipir itu. Para sipir kemudian melepaskan tembakan dan sembilan narapidana tewas di tempat sedangkan sisanya ditangkap,” tulis Khovar (3/2).
“Ketertiban telah dipulihkan” di penjara,” tulis Khovar, tanpa memberikan perincian sebab Tajikistan dikenal sangat mengontrol media dengan ketat.
Kantor berita itu mengatakan bahwa para penyerang tidak menyuarakan keluhan atau persyaratan apa pun. Namun yang jelas tahanan muslim yang melakukan penyernagan merupakan tahanan yang berkaitan dengan kelompok militan Islamic State (ISIS) karena ditemukan sebuah bendera ISIS bersama mereka.
Penjara yang menampung 1.500 narapidana tersebut terletak di Vakhdat, sekitar 14 kilometer (9 mil) di sebelah timur Dushanbe, ibu kota negara bekas Uni Soviet yang berbatasan dengan Cina dan Afghanistan.
Pada tahun 2019, sedikitnya 32 orang tewas dalam kerusuhan di penjara yang sama, termasuk 19 anggota ISIS dan beberapa penjaga, kata pihak berwenang.
Pada tahun 2008 sedikitnya 26 orang tewas di penjara lain di kota Khudjand di utara ibu kota, dalam kerusuhan yang rinciannya tidak pernah dipublikasikan.
Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon telah memerintah negara tersebut sejak 1992, ketika perang saudara berdarah meletus yang melibatkan pejuang Islam, yang berlangsung hingga 1997.
Sejak saat itu, Tajikistan terus menjadikan perang melawan terorisme sebagai prioritas dan mengadopsi langkah-langkah kontroversial untuk menindak fundamentalisme agama seperti melarang perempuan mengenakan jilbab. (hanoum/arrahmah.id)