JAKARTA (Arrahmah.id) – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Islamabad memastikan warga negara Indonesia (WNI) di Pakistan dalam kondisi aman. Di negara itu terjadi kerusuhan buntut penangkapan mantan Perdana Menteri (PM) Imran Khan yang diprotes oleh para pendukungnya.
Demikian dikatakan Duta Besar Indonesia untuk Pakistan Adam Mulawarman Tugio dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Kamis (11/5/2023) malam.
“Kami melakukan koordinasi intensif dimana ada kantong-kantong WNI melalui koordinator, alhamdulillah aman,” ujarnya.
Hal itu, menurutnya, karena KBRI melakukan himbauan kepada seluruh WNI untuk berhati-hati dan tetap berada di rumah. “Situasi di sini sangat tegang sehingga bisa menyulut kekerasan yang tidak dikehendaki,” ucapnya.
Pihak KBRI Islamabad, menurutnya, juga membuka hotline bagi WNI. Hotline crisis itu melayani WNI selama 24 jam untuk mengantisipasi kerusuhan di Pakistan.
Ia memperkirakan WNI di Pakistan sekira 1.000 orang. Dimana 400 WNI berada di ibu kota Pakistan, Islamabad.
“Kita menjalin komunikasi intensif melalui telepon. Sampai hari ini kita dalam keadaan selamat,” ujarnya.
Adam mengatakan, hambatan komunikasi dihadapi pihak KBRI dan WNI. Hal itu menyusul pemutusan jaringan internet pada saat kerusuhan terjadi.
Sedangkan bagi WNI yang ingi membeli kebutuhan pokok, sejauh ini tidak mengalami hambatan. Meski demikian, menurutnya, dampak kerusuhan ini membuat sekolah dan kantor meliburkan diri.
“Terutama di daerah-daerah yang terkena dampak kerusuhan. Ini untuk mengurangi dampak dari kerusuhan,” ucapnya.
Adam mengungkapkan sekitar 50 persen WNI di Pakistan sebagian besar adalah pelajar. Mereka berada sebagian besar berada di Islamabad.
“Selebihnya menikah dengan warga negara Pakistan. Mereka tinggal di empat provinsi di Pakistan, jadi menyebar,” ucapnya.
Ia berharap situasi dan kondisi di Pakistan membaik dengan segera. Meski demikian, pihak KBRI, kata Adam akan melakukan rencana darurat jika kondisi Pakistan belum kondusif.
“Tentu setiap kedutaan dalam hal ini menyiapkan langkah-langkah untuk melakukan perlindungan dan keselamatan WNI. Namun, sejauh ini situasi masih terkendali,” ujarnya.
Ia memastikan pihak pemerintah Pakistan belum menetapkan situasi darurat menyusul kerusuhan yang terjadi ini. Menurutnya, belum ada penetapan darurat militer.
“Ini karena upaya-upaya pencegahan dan penegakan hukum dilakukan pemerintah di sini. Juga dilakukan dialog untuk menangani krisis politik yang terjadi,” ucapnya.
Diketahui, kerusuhan pecah di Pakistan setelah mantan Perdana Menteri Imran Khan ditangkap oleh lembaga antikorupsi. Para pendukung Imran Khan nekat blokir jalan.
(ameera/arrahmah.id)