KOLOMBO (Arrahmah.com) – Polisi Sri Lanka memperketat jam malam pada Ahad (15/6/2014) setelah ekstrimis Buddha menyerang Muslim dan masjid di wilayah itu. Serangan tersebut menyebabkan beberapa Muslim menderita luka-luka dan semakin meningkatkan ketegangan sektarian.
Muslim telah menyatakan keprihatinan yang mendalam atas penyerangan tersebut dan mendesak pemerintah untuk campur tangan untuk mengakhiri kekerasan.
Polisi telah mengerahkan ratusan bala bantuan ke Alutgama, 60 km selatan ibukota Kolombo, setelah dua kelompok itu saling menyerang dengan batu.
Seorang juru bicara polisi mengatakan bahwa bentrokan tersebut dimulai ketika sebuah kelompok yang dipimpin oleh para biksu Buddha mencoba untuk melakukan pawai di wilayah yang merupakan pusat Muslim.
“Jam malam itu diberlakukan agar situasi terkendali,” kata seorang perwira polisi di wilayah itu kepada wartawan. Belum ada laporan penangkapan.
Banyak aktivis dari kedua belah pihak serta para penonton terluka dalam bentrokan malam itu, menurut saksi mata. Saksi itu juga melaporkan bahwa ia melihat beberapa kendaraan hancur.
Kerusuhan terbaru itu terjadi pada ahad (15/6) setelah legislator Muslim meminta kepada Presiden Mahinda Rajapakse untuk melindungi komunitas Muslim dari “unsur-unsur ekstremis Buddha” yang dituduh menjadi dalang atas serangkaian serangan baru-baru ini.
Muslim membentuk sekitar 10 persen dari 20 juta penduduk Sri Lanka.
Presiden Rajapakse, yang merupakan penganut Buddha, telah memperingatkan kepada para biksu pada Januari tahun lalu untuk tidak menghasut kekerasan agama.
Kekerasan yang terjadi pada Ahad itu menyebabkan beberapa orang terluka, serta toko-toko dan masjid dibakar. Saksi mata mengatakan bahwa beberapa Muslim dipukuli. Penyerang itu juga melakukan penjarahan.
Bentrokan itu dimulai setelah pawai yang digelar oleh Bodu Bala Sena (BBS), atau Brigade Buddha. Pawai tersebut terjadi tiga hari setelah bentrokan kecil antara pemuda Muslim dan sopir Buddha.
Setelah pawai, BBS berbaris memasuki wilayah Muslim sambil meneriakkan slogan-slogan anti-Muslim, laporan itu mengatakan, dan polisi menggunakan gas air mata untuk meredam kekerasan.
Laporan yang belum dikonfirmasi kebenarannya mengatakan bahwa pasukan keamanan juga menggunakan tembakan.
Situasi ini membingungkan dan menghawatirkan karena kekerasan itu telah menyebar ke beberapa daerah, wartawan BBC di Aluthgama melaporkan.
(ameera/arrahmah.com)