LOS ANGELES (Arrahmah.id) – Kebakaran hutan Los Angeles diperkirakan menjadi salah satu bencana paling mahal dalam sejarah AS, dengan kerugian yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp2200 triliun.
Sebuah laporan oleh AccuWeather, sebuah perusahaan peramalan cuaca AS, menyebutkan total kerugian antara Rp2200 triliun dan Rp2400 triliun, yang mencerminkan dampak signifikan pada area yang memiliki beberapa real estat termahal di AS.
Asuransi
Analis seperti Morningstar dan JP Morgan telah memperkirakan kerugian yang diasuransikan lebih dari Rp130 triliun karena kerusakan properti.
Lebih dari 5.300 properti hancur oleh Kebakaran Palisades, sementara Kebakaran Eaton menghancurkan lebih dari 5.000 properti lainnya.
Meskipun ada upaya dari pihak berwenang untuk mengendalikan kebakaran, gambaran lengkap kerugiannya belum jelas, Jonathan Porter, kepala ahli meteorologi di AccuWeather, menggambarkan bencana itu sebagai salah satu bencana kebakaran hutan paling mahal di zaman modern.
Kebakaran ini merupakan pesaing utama untuk kejadian seperti Kebakaran Camp 2018 di California, yang mencatat biaya asuransi sekitar Rp204 triliun.
Dengan tingginya nilai properti di daerah yang terkena dampak sekarang, para ahli memperkirakan kebakaran ini akan menjadi salah satu dari 5 bencana paling mahal sepanjang masa.
2. This is by far the craziest video from the fire in Los Angeles. This guy is filming huge walls of fire surrounding a house they're in, and there's another person and a dog. pic.twitter.com/2ofoKmNXz5
— Raghu (@IndiaTales7) January 9, 2025
Paling Merusak
Kebakaran ini adalah kebakaran hutan terburuk dalam sejarah Los Angeles, dan Presiden AS Joe Biden menyebutnya “kebakaran hutan terbesar dan paling merusak dalam sejarah California,” menekankan bahwa “perubahan iklim adalah kenyataan.”
Biden, yang menyatakan bencana besar di California, mengadakan pertemuan dengan pejabat senior pada Kamis sore (9/1/2025) untuk membahas tanggapan federal.
Kantor pemeriksa mayat daerah Los Angeles mengatakan dalam pembaruan pada Kamis malam (9/1) bahwa jumlah korban tewas akibat kebakaran hutan telah meningkat menjadi 10, sementara pihak berwenang di wilayah Los Angeles yang lebih luas enggan mengomentari jumlah pasti kematian yang disebabkan oleh kebakaran tersebut.
Pada Kamis (9/1), pihak berwenang setempat mengatakan bahwa sekitar 400 pasukan Garda Nasional telah dikerahkan untuk memerangi kebakaran hebat yang telah melanda Los Angeles selama tiga hari.
Pada Rabu malam (8/1), gubernur Demokrat California, Gavin Newsom, mengatakan bahwa “lebih dari 7.500 petugas pemadam kebakaran”, beberapa dari negara bagian lain, sedang memerangi kebakaran yang “belum pernah terjadi sebelumnya”.
Kebakaran tersebut diyakini disebabkan oleh korsleting listrik, karena California memiliki sejarah panjang kebakaran hutan yang dipicu oleh kabel listrik saat angin kencang.
This is Los Angeles USA , not Gaza.
More than 15,000 homes were burned in a fire 🔥
The US should focus on solving its own crises instead of funding genocide in Palestine Gaza, Yemen, Syria, Lebanon.#LosAngelesFire #California #Gaza #LosAngeles #PalisadesWildfire pic.twitter.com/wSP6eoQyye
— Rizwan Haider (@ItsRizwanHaider) January 9, 2025
Dampak jangka panjang
Para ahli mengatakan kepada BBC bahwa kebakaran tersebut tidak hanya akan berdampak langsung pada ekonomi, tetapi juga dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan masyarakat dan pariwisata.
Hal ini juga memperparah krisis yang ada di sektor asuransi, karena perusahaan asuransi terpaksa menaikkan harga atau membatalkan pertanggungan sama sekali karena meningkatnya risiko bencana alam seperti kebakaran dan banjir.
Data dari program swasta “Fair Plan” California menunjukkan bahwa jumlah polis yang ditawarkan melalui program tersebut telah berlipat ganda sejak 2020 hingga mencapai lebih dari 450.000 polis pada September 2024.
Denise Rapmond, analis senior di Moody’s, menjelaskan bahwa bencana ini akan berdampak negatif pada pasar asuransi di negara bagian tersebut.
Ia juga memperkirakan kenaikan premi asuransi dan penurunan ketersediaan opsi asuransi, selain potensi dampak pada nilai properti dan keuangan publik negara bagian.
Data ini menunjukkan bahwa kebakaran Los Angeles merupakan titik balik yang berbahaya, tidak hanya dalam manajemen bencana tetapi juga dalam cara pasar dan pemerintah menangani peningkatan risiko akibat perubahan iklim. (zarahamala/arrahmah.id)