YERUSALEM (Arrahmah.com) – Pihak keamanan “Israel” kembali bentrok dengan warga Muslim, Ahad (18/7/2021), di Kota Tua Jerusalem saat ribuan orang Yahudi datang ke sana pada hari libur keagamaan.
Warga Yahudi ini dikawal dengan senjata ketika mengunjungi kompleks masjid Al Aqsha. Mereka menyanyikan lagu kebangsaan dan melafalkan ritual agama mereka.
Perdana Menteri nasionalis sayap kanan Israel Naftali Bennett mendukung keputusan negara untuk mengizinkan orang Yahudi mengunjungi situs tersebut.
Menurut polisi, dilansir AFP (18/7), “Para pemuda Palestina memulai melemparkan batu ke arah pasukan polisi yang membubarkan mereka.”
Tidak ada laporan resmi tentang penangkapan atau cedera. Delegasi Uni Eropa untuk wilayah Palestina dalam tweet mengatakan, “Prihatin atas ketegangan yang sedang berlangsung,” Ia mendesak agar tidak ada tindakan hasutan.
Ia juga menyerukan penghormatan terhadap status quo situs itu dan mendesak para pemimpin “Israel”, agama, dan masyarakat untuk segera menenangkan situasi yang menghangat itu.
Insiden tersebut terjadi pada perayaan Yahudi Tisha B’av, menandai hari ribuan tahun lalu ketika, menurut tradisi, kedua kuil Yahudi yang terletak di Temple Mount dihancurkan.
Situs suci itu terletak di Jerusalem timur, yang diduduki dan dicaplok Israel pada 1967, tetapi dikelola oleh organisasi Wakaf Muslim yang enggan memberikan akses terbatas kepada orang Yahudi.
Seorang juru bicara kelompok Yahudi yang mendorong kunjungan semacam itu mengatakan kepada AFP bahwa 1.679 peziarah berada di kompleks masjid selama Ahad pagi dan sore.
Wakaf Muslim mengutuk pelanggaran dan serangan yang dilakukan oleh kelompok fanatik Yahudi dengan dukungan politik dari pemerintah Israel. Menurutnya, dalam pernyataan yang dibawa oleh situs resmi Palestina Wafa, Israel bertujuan menciptakan perang agama. Otoritas Palestina menuduh Israel merusak keamanan dan stabilitas kawasan dengan memungkinkan serangan terhadap jemaah itu.
Perdana Menteri Bennett menginstruksikan agar kunjungan yang terorganisasi dan aman oleh orang-orang Yahudi ke Al Aqsha berlanjut sambil menjaga ketertiban di lokasi.
Dalam pernyataan kedua setelah kecaman Wakaf dan Otoritas Palestina, Bennett menekankan bahwa kebebasan beribadah di Temple Mount akan sepenuhnya dipertahankan bagi umat Islam juga. (hanoum/arrahmah.com)