KAIRO (Arrahmah.com) – Sedikitnya 32 orang tewas dan 165 lainnya luka-luka ketika dalam kecelakaan kereta api di Mesir tengah pada Jumat (26/3/2021).
Kecelakaan tersebut melibatkan dua kereta yang melaju ke arah yang sama sebagaimana dilansir Reuters (26/3).
Otoritas kereta api Mesir mengatakan, ada orang tak dikenal yang memicu rem darurat di salah satu kereta dan menyebabkannya berhenti.
Kereta kedua, yang melaju ke arah yang sama, langsung menabrak kereta pertama yang berhenti dari belakang.
Sejumlah foto yang beredar menunjukkan, beberapa gerbong kereta tergelincir keluar dari rel, beberapa di antaranya rusak parah.
Beberapa korban luka harus diterbangkan ke ibu kota Mesir, Kairo, untuk perawatan, kata sejumlah pejabat.
Kantor kejaksaan mengatakan, pihaknya telah memerintahkan penyelidikan atas kecelakaan kereta tersebut. Kecelakaan kereta itu terjadi di dekat kota Tahta di sisi Sungai Nil, sekitar 365 kilometer di selatan Kairo.
Menteri Kesehatan Mesir Hala Zayed mengatakan, 32 orang tewas, 165 orang luka-luka, dan puluhan ambulans telah membawa korban ke rumah sakit setempat.
Mesir memiliki salah satu jaringan kereta api tertua dan terbesar di wilayah tersebut, dan kecelakaan yang memakan korban sering terjadi.
Orang Mesir telah lama mengeluh bahwa pemerintah kerap kali gagal menegakkan perlindungan dasar.
Tragedi kereta api terparah di negara tersebut terjadi pada 2020 ketika kebakaran melanda tujuh gerbong kereta penumpang yang penuh sesak, menewaskan sedikitnya 360 orang.
Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly bersama beberapa menteri meninjau lokasi kecelakaan kereta api tersebut dan melontarkan kritik kepada jaringan perkerataapian.
“(Jaringan kereta api) telah menyaksikan pengabaian selama beberapa dekade dan tidak ada pengembangan atau pemeliharaan hingga tingkat yang sangat berbahaya,” kata Madbouly.
Dia menambahkan, lokomotif-lokomotif yang dimiliki Mesir berumur terlalu tua dan telah melewati masa pakainya selama bertahun-tahun.
“Kami memiliki ribuan kilometer rel kereta api, sistem kontrol, dan manajemen yang bergantung pada tenaga kerja manual,” imbuh Madbouly.
Madbouly bertutur, pemerintah telah menginvestasikan miliaran pound Mesir untuk memodernisasi jaringan kereta api, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan, mereka yang bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut akan dihukum.
Dia juga meminta pemerintah untuk menggandakan kompensasi finansial untuk korban kecelakaan transportasi umum. (hanoum/arrahmah.com)