SRINAGAR (Arrahmah.com) — Masjid terbesar di pusat kota Kashmir yang dikelola India, sebagian besar tetap ditutup selama dua tahun terakhir. Penutupan dilakukan di tengah perselisihan sengit antara otoritas India dan Muslim Kashmir.
Otoritas berwenang India menganggap Masjid Jamia sebagai tempat masalah atas protes dan bentrokan yang menantang India terhadap wilayah Kashmir yang disengketakan.
Meski demikian, bagi Muslim Kashmir, ini adalah tempat suci untuk shalat Jumat dan tempat di mana mereka dapat menyuarakan hak-hak politik.
Tidak hanya masjid yang ditutup, imam utama masjid pun telah ditahan di rumahnya hampir tanpa henti sepanjang waktu itu.
Gerbang utama masjid digembok dan diblokir dengan lembaran timah bergelombang pada hari Jumat.
“Ada perasaan sesuatu yang hilang dalam hidup saya,” kata Bashir Ahmed, pensiunan pegawai pemerintah yang telah menunaikan shalat di masjid itu selama lima dekade, dilansir dari laman Daily Sabah, Kamis (16/12/2021).
Pihak berwenang India menolak untuk mengomentari pembatasan masjid.
Di masa lalu, para pejabat mengatakan pemerintah terpaksa menutup masjid karena komite manajemennya tidak dapat menghentikan protes anti-India di tempat itu.
Penutupan masjid berusia 600 tahun itu terjadi di tengah tindakan keras yang dimulai pada 2019 setelah pemerintah mencabut status semi-otonom Kashmir yang telah lama dipegangnya.
Masjid Jamia tetap dibatasi bagi jamaah yang ingin melaksanakan sholat pada hari Jumat. Pihak berwenang mengizinkan masjid tetap buka selama enam hari lainnya, tetapi hanya beberapa ratus jamaah yang berkumpul di sana pada kesempatan itu, dibandingkan dengan puluhan ribu yang sering berkumpul pada hari Jumat.
“Ini adalah masjid pusat tempat nenek moyang, ulama, dan guru spiritual kita telah berdoa dan shalat selama berabad-abad,” kata Altaf Ahmad Bhat, salah satu pejabat di masjid agung.
Dia menepis alasan hukum dan ketertiban yang dikutip oleh pihak berwenang sebagai tidak masuk akal, dan menambahkan bahwa diskusi tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang mempengaruhi umat Islam adalah fungsi keagamaan inti dari setiap masjid agung.
Bagi umat Islam di kawasan itu, penutupan masjid membawa kenangan menyakitkan di masa lalu. Pada tahun 1819, penguasa Sikh menutupnya selama 21 tahun. Selama 15 tahun terakhir, telah dikenakan larangan dan penguncian berkala oleh pemerintah India berturut-turut.
Namun pembatasan saat ini adalah yang paling parah sejak wilayah itu dibagi antara India dan Pakistan setelah kedua negara memperoleh kemerdekaan dari kolonialisme Inggris pada tahun 1947. Keduanya mengklaim wilayah Himalaya secara keseluruhan.
Pihak berwenang sering membatasi, melarang shalat di masjid untuk waktu yang lama. Menurut data resmi, masjid ditutup setidaknya selama 250 hari pada tahun 2008, 2010 dan 2016. Konflik kembali meningkat setelah Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa pada tahun 2014 dan memenangkan pemilihan kembali dengan telak pada tahun 2019.
Kebebasan beragama diabadikan dalam Konstitusi India, yang memungkinkan warga negara untuk mengikuti dan menjalankan agama dengan bebas. Konstitusi juga mengatakan negara tidak akan mendiskriminasi, merendahkan, atau mencampuri agama apapun. Tetapi bahkan sebelum operasi keamanan saat ini di Kashmir, para ahli mengatakan kondisi Muslim India di bawah Modi telah memburuk.
Banyak Muslim Kashmir telah lama mengatakan New Delhi mengekang kebebasan beragama mereka dengan dalih hukum dan ketertiban sambil mempromosikan ziarah tahunan Hindu ke gua es Himalaya yang dikunjungi oleh ratusan ribu umat Hindu dari seluruh India. Ziarah Amarnath berlangsung selama hampir dua bulan, meskipun dibatalkan selama dua tahun terakhir karena pandemi.
Pada hari Jumat baru-baru ini, ketika masjid tetap ditutup, pasarnya yang luas, lingkungan yang semarak dan ramai, tampak sepi. Babul, seorang pria berusia 40-an yang menghuni tempat di dalam dan sekitar masjid agung, memperingatkan pemilik toko akan bahaya yang akan segera terjadi dari polisi yang menyerbu tempat itu, seperti yang telah mereka lakukan di masa lalu.
Sedangkan di dekatnya, sekelompok turis India pergi melakukan swafoto di latar belakang gerbang utama masjid yang dibarikade dan terkunci. Dan warga Kashmir hanya menyaksikan mereka dalam diam. (hanoum/arrahmah.com)