RIYADH (Arrahmah.com) – Anggota keluarga kerajaan Saudi berusaha untuk mencegah Putra Mahkota Mohammad bin Salman naik ke tahta menyusul serangan balik atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, New Arab melansir pada Selasa (20/11/2018).
Tiga sumber anonim yang dekat dengan istana kerajaan membuat pernyataan itu kepada Reuters dalam laporan yang diterbitkan pada Senin (19/11), mengatakan bahwa puluhan pangeran ingin melihat Mohammed bin Salman dihapus dari garis suksesi.
Menurut laporan itu, para bangsawan sedang membicarakan kemungkinan saudara lelaki raja Salman, Ahmad bin Abdulaziz, mengambil tahta setelah kematian Raja Salman.
Bulan lalu, Pangeran Ahmad kembali ke Arab Saudi dari London di tengah tekanan pada putra mahkota atas pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.
Intelijen Turki dan AS tampaknya telah mengindikasikan bahwa putra mahkota memerintahkan pembunuhan Khashoggi, seorang wartawan yang kritis pada rezim baru di Riyadh.
Pangeran Ahmad telah disebut-sebut oleh beberapa outlet berita sebagai penantang potensial untuk posisi putra mahkota.
Pada bulan September, pangeran tua itu menarik perhatian ketika dia berhenti untuk berbicara dengan para pengunjuk rasa Yaman dan Bahrain yang mengadakan protes anti-perang di luar rumahnya di London.
Pangeran Ahmad terekam pada video, mengatakan para pengunjuk rasa untuk tidak menahan seluruh keluarga kerajaan Saudi yang bertanggung jawab atas perang bencana di Yaman, tetapi hanya Raja Salman dan putra mahkota.
Komentar sang pangeran mendorong Riyadh untuk mengeluarkan penjelasan tentang pernyataan melalui agen pers resmi untuk menghindari spekulasi tentang keretakan dalam keluarga yang berkuasa.
Awal bulan ini, kelompok pembangkang Saudi yang baru dibentuk menyerukan Pangeran Ahmad untuk mengambil alih jabatan putra mahkota karena kebijakannya yang “tidak bertanggung jawab dan agresif”.
CIA menyimpulkan pekan lalu bahwa putra mahkota berada di belakang pembunuhan sang jurnalis – tuduhan yang dibantah Riyadh.
Raja Salman sendiri bersama putranya dan menghujaninya pujian dalam sidang Syura pada Senin (19/11), dalam pernyataan publik pertamanya sejak pembunuhan Khashoggi.
Khashoggi, yang kritis terhadap putra mahkota, terbunuh setelah pergi ke konsulat untuk mengambil dokumen yang diperlukan untuk menikahi tunangannya yang berkewarganegaraan Turki.
Menurut pejabat Turki, rekaman audio menunjukkan bahwa Khashoggi dicekik sampai mati dan dipotong-potong segera setelah memasuki misi Saudi.
Putra Mahkota Mohammad telah mengambil alih pangeran yang lebih senior dan berpengaruh di Arab Saudi untuk menjadi orang kerajaan paling berkuasa setelah ayahnya, Raja Salman. Ia naik tahta pada tahun 2015. (Althaf/arrahmah.com)