MOSUL (Arrahmah.com) – Sekitar 800 orang jatuh sakit setelah menderita keracunan makanan di sebuah kamp pengungsi di sebelah utara Irak.
Orang-orang mulai mengalami muntah-muntah dan beberapa lainnya pingsan setelah memakan makanan berbuka puasa pada Senin (12/6/2017), ujar politisi Zahed Khatoun, anggota komite parlemen Irak untuk pengungsi, mengatakan kepada Reuters pada Selasa (13/6).
Bulan Sabit Merah Irak mengatakan pada Selasa bahwa seorang wanita dan seorang anak meninggal dunia karena wabah tersebut, sementara Badan Pengungsi PBB (UNHCR) melaporkan kematian seorang anak berusia enam tahun sebelumnya, lansir Al Jazeera.
Namun UNHCR mengubah pernyataan mereka dan mengklaim bahwa tidak ada yang meninggal akibat wabah keracunan tersebut.
“Kami diberitahu informasi yang salah, bahwa sebenarnya saat ini tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut,” ujar UNHCR dalam sebuah pernyataan.
Sebuah organisasi non-pemerintah membawakan makanan termasuk beras, yogurt, ayam dan sup ke kamp hasansham U2 dari restoran di Erbil, menurut laporan.
Kantor berita Kurdi, Rudaw, mengutip pernyataan walikota Erbil, mengatakan pemilik restoran yang membuat makanan tersebut telah ditangkap.
Penyelidikan telah diluncurkan terkait insiden tersebut.
Kamp pengungsi berada di Al-Khazer, di sebuah jalan yang menghubungkan Mosul dan Erbil, menampung orang-orang yang kehilangan rumah atau melarikan diri dari rumah mereka karena pertempuran terus-menerus antara ISIS dan pasukan Irak yang didukung oleh pasukan koalisi pimpinan AS.
Menurut badan pengungsi PBB, lebih dari 6.000 orang saat ini tinggal di kamp tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)