(Arrahmah.com) – Seorang Da’i kampung merenung dengan meneteskan air mata. Dia dalam kesendiriannya yang sepi sedang menerawang masa depan kampungnya yang telah santer khabar berita akan adanya pendudukan.
Pendudukan alias penjajahan? Bukankah sekarang sudah aman merdeka bahkan sudah lama?
Pikirannya bergolak. Memang penjajahan secara fisik konon telah enyah. Tetapi penjajahan secara maknawi justru lebih gila lagi. Total. Bukan hanya material namun juga spiritual. Itulah sejatinya penjajahan.
Kenapa dia sampai menangis dalam kesedihan? Penjajahan macam apa yang dia takuti?
Ya, penjajahan yang sangat menakutkan. Pendudukan yang sangat mengkhawatirkan. Konon ada barisan kemamang yang didukung oleh para durjana moral diantaranya para tuna susila alias pelacur, pelaku homoseks, gay dan kemaksiatan lainnya. Juga didukung oleh orang-orang kafir, musyrik, dan munafik. Masih pula didukung aliran-aliran sesat yang merusak dan mengancam Islam. Sehingga barisan kemamang itu sangat menakutkan bagi orang yang ingin teguh memegangi agamanya (Islam).
Kenapa?
Karena mereka akan menjadi bentuk penjajah baru secara total baik secara material maupun spiritual. Secara material, barisan kemamang itu sudah dikenal rakus. Kalau menduduki suatu kampong maka asset-asset kampong dijuali dengan kongkalikong dengan para penjahat di luar kampong. Akibatnya, penduduk kampong tinggal meringis. Penduduk kampong kelimpungan karena kehilangan harta kekayaan, ekonomi memburuk, namun tidak mampu protes lantaran dikhawatirkan barisan kemamang lebih akan ngawur lagi dalam berbuat.
Dari segi moral, barisan kemamang yang didukung para durjana moral itu pun mengakibatkan rusaknya moral. Aneka perusakan moral diupayakan untuk disahkan dan dimasyarakatkan, bahkan dijadikan bahan dagangan. Betapa rusaknya keadaan kampong ketika sudah seperti itu. Justru para germo dan beking-bekingnya lah yang akan bersimaharaja di kampong untuk menjadikan kampong sebagai lahan bisnis maksiat mereka. Betapa runyamnya. Hanya orang yang sudah jadi wadyabala syetan saja yang tidak prihatin akan kerusakan kampong yang nasibnya seperti ini.
Yang lebih mengenaskan lagi, Islam yang selama ini diamalkan dengan baik oleh penduduk kampong akan terancam oleh gangguan para pendukung barisan kemamang diantaranya orang-orang kafir, musyrik, dan munafik. Mereka akan bersatu padu untuk merekayasa bagaimana agar masyarakat kampong yang tadinya relative baik dalam menjalankan Islam dan meyakininya itu untuk diseret kepada kekafiran, kemusyrikan, dan kemunafikan.
Kaum durjana agama itu sudah membuat jalan mulus yang mereka sebut dengan istilah-istilah mentereng, seolah tidak berbahaya padahal sangat berbahaya. Yaitu diantaranya lafal pluralism agama, yakni menyamakan semua agama. Itu sangat berbahaya dan dapat mengeluarkan manusia dari Islam kepada kafir. Ketika orang Muslim sudah meyakini pluralism agama (semua agama adalah sama) maka sejatinya dia sudah murtad. Karena sudah menentang firman Allah Ta’ala:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ (٨٥)
“Siapa saja yang memilih agama selain Islam, Allah tidak akan menenerima amalnya. Orang itu kelak di akhirat termasuk orang-orang yang celaka nasibnya.” (QS Ali ‘Imran: 85).
Juga telah menentang hadits Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam:
{ وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِيٌّ أَوْ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِاَلَّذِي أُرْسِلْت بِهِ إلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ }
“Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, tidak ada seorangpun dari umat manusia yang mendengar kerasulanku, baik ia seorang Yahudi maupun Nasrani lalu mati dalam keadaan belum beriman kepada ajaran yang kubawa melainkan ia pasti termasuk penduduk Neraka.” (HR Muslim).
Yang sangat dikhawatirkan oleh Da’i kampong ini, di samping orang-orang awam akan diseret ke kekafiran yang sangat membahayakan namun dengan istilah seolah mentereng seperti itu; masih pula kemungkinan diangkatnya para penjahat agama menjadi pemimpin-pemimpin. Itu sangat mencekam, sangat berbahaya. Bukan hanya akan merusak Islam, namun juga akan menumbuh suburkan aliran-aliran sesat yang merusak Islam.
Masih pula duitambah lagi, kemungkinan akan bermunculan penjahat-penjahat agama yang baru, yang tadinya jadi tokoh Islam, namun demi menjilat barisan kemamang maka akan ikut menjadi penjahat agama agar mendapatkan makan atau bahkan kedudukan.
Dan itu semua merupakan resiko dari tingkah jahat para penduduk kampong itu sendiri. Karena mereka telah memanggil-manggil barisan kemamang untuk menjajah kampong mereka. Padahal sudah ada peringatan dari Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam.
Ada peringatan yang perlu diperhatikan, yaitu keadaan masyarakat yang sangat buruk karena pendusta justru dipercaya sedang yang jujur justru didustakan, lalu pengkhianat malah dipercaya. Dan di sana berbicaralah ruwaibidhah, yaitu Orang yang bodoh (tetapi) berbicara mengenai urusan umum. Itulah yang diperingatkan dalam Hadits:
حَدِيث أَنَس ” أَنَّ أَمَام الدَّجَّال سُنُونَ خَدَّاعَات يُكَذَّب فِيهَا الصَّادِق وَيُصَدَّق فِيهَا الْكَاذِب وَيُخَوَّن فِيهَا الْأَمِين وَيُؤْتَمَن فِيهَا الْخَائِن وَيَتَكَلَّم فِيهَا الرُّوَيْبِضَة ” الْحَدِيث أَخْرَجَهُ أَحْمَد وَأَبُو يَعْلَى وَالْبَزَّار وَسَنَده جَيِّد , وَمِثْله لِابْنِ مَاجَهْ مِنْ حَدِيث أَبِي هُرَيْرَة وَفِيهِ ” قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَة ؟ قَالَ الرَّجُل التَّافِه يَتَكَلَّم فِي أَمْر الْعَامَّة “( فتح الباري).
Hadits Anas: Sesungguhnya di depan Dajjal ada tahun-tahun banyak tipuan –di mana saat itu– orang jujur didustakan, pembohong dibenarkan, orang yang amanah dianggap khianat, orang yang khianat dianggap amanah, dan di sana berbicaralah Ruwaibidhoh. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, apa itu Ruwaibidhoh? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Orang yang bodoh (tetapi) berbicara mengenai urusan orang banyak/ umum. (Hadits dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya’la, dan Al-Bazzar, sanadnya jayyid/ bagus. Dan juga riwayat Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Lihat Kitab Fathul Bari, juz 13 halaman 84).
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda:
سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh kedustaan, saat itu pendusta dipercaya, sedangkan orang benar justru didustakan, pengkhianat diberikan amanah, orang yang amanah justru dikhianati, dan saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya: “Apakah Ruwaibidhah itu?” Beliau bersabda: “Seorang laki-laki yang bodoh namun dia membicarakan urusan orang banyak.” (HR. Ibnu Majah No. 4036, Ahmad No. 7912, Al-Bazzar No. 2740 , Ath-Thabarani dalam Musnad Asy-Syamiyyin No. 47, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak ‘Alash Shahihain No. 8439, dengan lafaz: “Ar Rajulut Taafih yatakallamu fi Amril ‘aammah – Seorang laki-laki bodoh yang membicarakan urusan orang banyak.” Imam Al-Hakim mengatakan: “Isnadnya shahih tapi Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.” Imam Adz-Dzahabi juga menshahihkan dalam At-Talkhis-nya)
Semoga seperti barisan Abrahah
Ketika keadaan seperti itu, apakah orang yang seperti Da’i kampong yang prihatin itu tinggal sendirian? Ataukan sebenarnya banyak orang seperti itu namun sudah kalah dengan orang-orang kalap yang tidak ada rasa takutnya lagi kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala?
Semoga Da’i kampong itu doanya didengar dan diijabahi Allah Ta’ala, sehingga barisan kemamang yang sudah siap menduduki kampungnya akan dijauhkan. Bukankah barisan Abrahah yang akan menghancurkan Ka’bah telah dimusnahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan diabadikan dalam ayat Al-Qur’an Surat Al-Fiil?
Masih ada kemungkinan dan kesempatan dikabulkannya doa bagi orang-orang yang prihatin seperti Da’i kampong itu. Apalagi di saat-saat dia terdesak dan tidak berdaya apa-apa, sedang bahaya yang sangat dahsyat sudah terbayang di depan mata.
Ya Allah, selamatkanlah kaum Muslimin yang tulus ikhlas menghamba hanya kepada-Mu. Dalam keadaan yang lemah lunglai seperti ini, kaum Muslimin sangat membutuhkan pertolonganMu, dan tiada yang mampu menolong selain Engkau ya Allah. Ampunilah dosa-dosa kaum Muslimin atas kelalaiannya, Engkaulah Maha Pengampun dan mengabulkan doa Hamba-hamba-Mu yang sedang menghadapi bahaya ini.
Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.
Hamba Allah di suatu kampong.
(azm/arrahmah.com)