JAKARTA (Arrahmah.com) – Kepolisian mengklaim bahwa pembuatan bom masuk dalam program ekstrakurikuler di Pesantren Umar Bin Khattab, Bima.
“Menurut penyidikan seperti itu. Itu ekstrakurikuler,” ujar Deputi II BNPT Brigjen Pol Tito Karnavian, di Jakarta, Senin (25/7/2011).
Namun meskipun mengklaim demikian, Tito tak menjelaskan lebih rinci soal apa saja program ekstrakurikuler yang ada di Pesantren UBK. Ia memilih masuk ke arena Rapat Koordinasi Penanggulan Terorisme yang diikuti penegak hukum dari Polri, Kejaksaan, dan TNI.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam mengatakan, puluhan bom rakitan itu diklaim akan digunakan untuk menyerang kantor pemerintah dan kepolisian setempat. Dari temuan tim di lapangan, 26 bom ini didominasi casing bom pipa berbagai ukuran.
Hal tersebut dibantah oleh pihak UBK melalui rilis UBK Media yang dikirimkan ke redaksi Arrahmah.com. Bahkan dalam rilis tersebut pihak UBk dengan lantang mengungkapkan bahwa penemuan bom pipa yang diklaim oleh kepolisian adalah kebohongan. Dan menyebut bahwa aparat sendiri lahyang meletakkan bom tersebut dengan tujuan menyudutkan ponpes UBK.
Sebagaimana telah diberitakan, pada 11 Juli 2011 lalu, warga Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, dikejutkan dengan sebuah ledakan dari Pondok UBK di wilayahnya. Akibat ledakan itu, seorang pengurus pondok bernama Firdaus, tewas di tempat. (tbn/arrahmah.com)