KABUL (Arrahmah.id) – Fasihuddin Fitrat, Kepala Staf Kementerian Pertahanan, menyatakan dalam sebuah upacara di Kabul bahwa siapa pun yang berpikir untuk menduduki kembali Afghanistan akan berhadapan dengan Imarah Islam Afghanistan (IIA).
Berbicara dalam sebuah acara yang menandai peringatan kemenangan Mujahidin di Afghanistan, Fitrat menekankan bahwa pihak lain harus belajar dari sejarah Afghanistan dan tidak ada musuh yang boleh berpikir untuk menduduki negara tersebut.
Ia menjelaskan lebih lanjut: “Tidak peduli seberapa besar kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki musuh, kekuatan mereka tidak akan bertahan. Rakyat Afghanistan merdeka dan akan terus berjuang melawan mereka dengan bebas, yang pada akhirnya akan mencapai kemenangan. Kedua, kita harus belajar bahwa musuh selalu mencari kelemahan kita.”
Noorullah Noori, menteri perbatasan, etnis, dan suku, juga berbicara pada upacara tersebut. Dia menyatakan bahwa rakyat Afghanistan tidak hanya mengalahkan Uni Soviet di Afghanistan, tetapi juga menyebabkan kejatuhannya di Asia Tengah, lansir Tolo News (28/4/2025).
Menurutnya, Afghanistan akan segera dapat bersaing dengan negara-negara maju di dunia dalam bidang politik, ekonomi, dan keamanan.
Kata Noori: “Kami membawa kabar baik bahwa tidak lama lagi akan ada kepastian bahwa Afghanistan akan bersaing dengan kekuatan-kekuatan besar dunia secara politik, ekonomi, dan keamanan.”
Khairullah Khairkhwa, menteri informasi dan kebudayaan, menyatakan: “Kami mengamati bahwa beberapa individu berusaha untuk merusak pikiran kaum muda dan menggunakan mereka sebagai alat. Para penentang yang gagal selama era jihad sekarang mencoba untuk menyesatkan orang-orang.”
Sementara itu, kepala Otoritas Ujian Nasional menekankan bahwa Afghanistan harus berinvestasi lebih banyak dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk menghadapi potensi ancaman di masa depan.
Abdul Baqi Haqqani menekankan bahwa meningkatkan pendidikan dan memanfaatkan teknologi modern memainkan peran mendasar dalam memperkuat kapasitas pertahanan negara.
Haqqani mengatakan: “Di masa depan, kita harus mampu membela warga negara Afghanistan dan negara itu sendiri. Untuk itu, kita harus fokus pada ilmu pengetahuan modern dan menyediakan fasilitas canggih. Warga Afghanistan tidak kekurangan apa pun dalam hal kesalehan dan keimanan.”
Dalam upacara tersebut juga diingatkan bahwa Mujahidin, yang terdiri dari berbagai partai politik, setelah empat belas tahun berjuang, akhirnya berhasil menggulingkan rezim komunis terakhir yang dipimpin oleh Dr. Najibullah pada 8 Saur, 1371 (penanggalan Afghanistan), dan mengambil alih kendali negara. (haninmazaya/arrahmah.id)