BAGHDAD (Arrahmah.com) – Kepala departemen pertahanan AS Mark Esper tiba di Baghdad pada Rabu (23/10/2019) di tengah pertanyaan tentang berapa lama pasukan Amerika yang ditarik dari timur laut Suriah akan tinggal di Irak.
Esper diperkirakan akan bertemu dengan timpalannya dari Irak serta Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi dan membahas penarikan pasukan AS dari Suriah dan peran yang akan dimainkan Irak di dalamnya.
Pada Selasa (22/10), militer Irak menentang pengumuman Pentagon bahwa semua dari hampir 1.000 tentara yang ditarik dari Suriah utara diperkirakan akan pindah ke Irak barat untuk melanjutkan kampanye melawan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL, atau ISIS) dan “untuk membantu mempertahankan Irak”.
“Semua pasukan AS yang mundur dari Suriah menerima persetujuan untuk memasuki wilayah Kurdi sehingga mereka dapat diangkut ke luar Irak. Tidak ada izin yang diberikan bagi pasukan ini untuk tinggal di Irak,” kata pernyataan militer Irak.
Esper mengatakan pada Selasa (22/10) bahwa Washington berencana untuk akhirnya membawa pasukan AS menarik diri dari Suriah kembali ke Amerika Serikat. Dia tidak memberikan jadwal waktu.
“Tujuannya adalah untuk tidak tinggal di Irak tanpa batas waktu yang tidak ditentukan. Tujuannya adalah untuk menarik tentara kita keluar dan akhirnya membawa mereka pulang,” lanjut Esper.
Presiden AS Donald Trump telah banyak dikritik karena meninggalkan milisi Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG) – yang mempelopori perang darat yang dipimpin Amerika melawan ISIL – dengan menarik pasukan Amerika dan memungkinkan Turki untuk melancarkan operasi militer lintas batas terhadap kelompok tersebut di Suriah timur laut.
Selasa malam (22/10), Rusia dan Turki mengumumkan kesepakatan yang memungkinkan YPG untuk mengungsi 30 km dari perbatasan dengan Turki, dan kemudian Moskow dan Ankara kemudian akan meluncurkan patroli militer bersama di “zona aman”.
Ratusan ribu pengungsi Suriah di Turki akan dikirim pulang. (Althaf/arrahmah.com)