HAGUE (Arrahmah.com) – Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW) mengungkapkan temuan awal sarin atau nerve agent serupa digunakan dalam serangan kimia Khan Sheikhun yang menewaskan puluhan orang awal bulan ini di Suriah.
Laboratorium organisasi tersebut memeriksa sampel dari tiga jenazah yang dibawa ke Turki untuk diautopsi menyusul serangan di Idlib, Direktur Jenderal OPCW, Duta Besar Ahmet Uzumcu mengatakan dalam sebuahpernyataan pada hari Rabu (19/4/2017).
“Hasil analisis dari empat laboratorium yang ditunjuk oleh OPCW menunjukkan adanya paparan terhadap Sarin atau zat mirip Sarin,” kata Uzumcu.
“Sementara rincian lebih lanjut dari analisis laboratorium akan menyusul, hasil analisis yang telah diperoleh tidak terbantahkan,” katanya sebagaimana dilansir kantor berita Turki AA (20/4).
Sampel dari tujuh orang yang menjalani perawatan di rumah sakit menghasilkan hasi yang serupa, kata Uzumcu.
“Duta Besar Uzumcu mengulangi permintaannya untuk terus mendukung semua pihak negara, termasuk melalui penyediaan informasi yang relevan, untuk memastikan bahwa Sekretariat Teknis dapat melanjutkan pekerjaannya, dan untuk memungkinkannya memenuhi misi OPCW dalam jangka waktu yang wajar,” tambah pernyataan tersebut.
Penggunaan gas sarin dalam serangan 4 April menewaskan sekitar 100 warga sipil dan melukai 500 orang lainnya di kota Khan Sheikhun, Idlib, Suriah, yang dikuasai pihak oposisi.
Sehari setelah serangan tersebut, Turki mengundang WHO untuk mengirim para ahli untuk menyelidikinya bersama. Pejabat WHO tiba di provinsi Adana untuk membantu otopsi tiga mayat Suriah di Adana Forensic Medicine Institute.
Pada 12 April, Turki mengungkapkan bahwa metabolit gas sarin, asam metilfosfonat isopropil, telah terdeteksi pada beberapa korban Suriah yang dirawat di Hatay. (fath/arrahmah.com)