RIYADH (Arrahmah.com) – Beberapa kepala negara dari seluruh dunia Muslim serta Raja Salman hadir pada Kamis (10/3/2016) untuk menyaksikan pertunjukan spektakuler dari kekuatan militer Arab Saudi dan 20 negara-negara Muslim di Hafr Al-Batin. Upacara tersebut menandai penutupan latihan militer “North Thunder” yang berlangsung selama dua minggu yang digelar di Kota Militer King Khalid, dekat perbatasan utara Arab Saudi dengan Irak dan Kuwait.
Sebagaimana dilansir oleh Saudi Gazette, Jum’at (11/3/2016), latihan militer terbesar yang pernah digelar di wilayah ini berfokus pada bagaimana mengkoordinasikan operasi tempur dan taktik perang gerilya antara negara-negara mayoritas Muslim yang menjadi anggota dalam 34 negara Aliansi Militer Islam yang diumumkan oleh Arab Saudi pada bulan Desember.
Pesawat-pesawat tempur menderu di udara, tank-tank bergemuruh melintasi padang pasir dan asap membumbung ke angkasa menandai berakhirnya latihan militer “North Thunder”, yang digambarkan oleh Arab saudi sebagai acara persatuan regional.
Simulasi perang yang berlangsung selama dua jam itu menampilkan jet tempur, helikopter dan tank penyerang, dalam parade militer raksasa yang melibatkan semua negara yang berpartisipasi dalam latihan itu, pada Jum’at (11/3).
Pada awal acara, Raja Salman dan para tamu lainnya mendengarkan penjelasan tentang latihan dan penempatan pasukan selama latihan militer gabungan 20 negara yang bertujuan untuk menyatukan taktik perang untuk stabilitas di kawasan itu.
Para tamu menyaksikan parade latihan militer yang ditampilkan oleh angkatan darat, udara dan pasukan pertahanan dari negara-negara peserta, yang menampilkan potensi dan kesiapan tempur pasukan darat dan udara untuk menghadapi musuh, menghancurkan target musuh dan memukul mundur setiap serangan, Saudi Press Agency melaporkan.
Kepala negara dan pemimpin dari negara-negara Muslim yang turut hadir untuk menyaksikan acara spektakuler itu diantaranya adalah Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif; Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi; Presiden Sudan Omar Al-Bashir; Presiden Yaman Abdrabbu Hadi; Sheikh Sabah Al-Ahmad, Emir Kuwait; Sheikh Tamim Bin Hamad, Emir Qatar; Presiden Macky Sall dari Senegal; Presiden Idriss Deby Anto Chad; Presiden Muhammad Ould Abdul Aziz dari Mauritania; Presiden Ismail Omar Guelleh dari Djibouti; Presiden Dr. ikililou dhoinine Komoro; Sheikh Muhammad Bin Rashid Al-Maktoum, wakil presiden dan perdana menteri dari Uni Emirat Arab dan penguasa Dubai; dan Perdana Menteri Maroko Abdulilah Benkirane.
Berbicara pada kesempatan tersebut, Jenderal Al-Bunyan mengatakan bahwa latihan militer ini ditujukan untuk meningkatkan kesatuan jajaran, menangkal bahaya yang dihadapi negara-negara Arab dan Islam, menjaga keamanan dan stabilitas, dan meningkatkan tingkat kesiapan tempur.
Tujuan dari latihan ini juga untuk menilai kemampuan mengelola operasi militer berdasarkan posisi militer melalui penguatan kerjasama militer antara negara-negara saudara dan mengaktifkan konsep kerja sama untuk menghadapi semua tantangan dan ancaman potensial, jelasnya.
Dia juga menggambarkan latihan yang berlangsung 15 hari itu sebagai salah satu latihan militer terbesar dalam hal jumlah pasukan yang berpartisipasi dan berdasarkan luas zona operasi militer.
(ameera/arrahmah.com)