MESIR (Arrahmah.com) – Dalam sebuah wawancara dengan Washington Post, Jenderal Mohamed Farid El Tohamy, Kepala Badan Intelijen Mesir, mengaku kesulitan menjalankan tugasnya dalam memberantas sel-sel jihad dari Semenanjung Sinai. Dia mengisyaratkan bahwa menghadapi semangat jihad mujahidin Islam akan membutuhkan banyak waktu.
Menyatakan kesulitan yang dia hadapi, dia lebih jauh mengklaim bahwa “beberapa sel jihadi telah menyusupi Kairo, Delta Nil dan wilayah-wilayah Mesir,” menurut laporan tersebut.
Pengakuan El Tohamy yang menyatakan bahwa menghadapi perjuangan jihad mujahidin Islam dari Sinai “bisa memakan waktu,” menampik pedapat sebelumnya dari pejabat Mesir yang telah mengklaim bahwa “Sinai akan segera mengumumkan kebebasannya dari ‘terorisme’.”
Berkenaan dengan Ansar Bayt Al-Maqdis, kelompok jihad utama di Sinai, El Tohamy mengklaim belum menemukan bahwa kelompok itu memiliki “‘komunikasi langsung’ dengan inti Al-Qaeda atau pemimpinnya yang kelahiran Mesir, Syaikh Ayman Az-Zawahiri. “Namun, menurut laporan tersebut, El Tohamy mengklaim bahwa kelompok jihad itu terhubung dalam “komunikasi … melalui situs internet dan media sosial.”
Pada Senin (21/11/2013), Ansar Bayt Al-Maqdis telah mengumumkan bahwa mereka tidak mengoperasikan akun media sosial dan bahwa setiap yang mengaku-ngaku sebagai akun kelompok mereka adalah tidak resmi. “Satu-satunya sumber pernyataan dan produksi kami adalah forum jihad dari Pusat Media Al-Fajr (Jaringan Islam Shumukh Al-Islam dan Al- Fida’)”, tegas kelompok itu.
Pusat Media Al-Fajr adalah distributor utama propaganda online Al-Qaeda . “Al-Fajr menjaga komunikasi dengan perwakilan dari semua afiliasi, dan karena itu, dapat memfasilitasi transfer informasi yang cepat antara kelompok-kelompok ini dan menyampaikan informasi yang telah dikumpulkan,” klaim kelompok intelijen.
Sejak digulingkannya presiden terpilih Mesir, Muhammad Mursi, oleh junta militer Mesir pada 3 Juli lalu, telah ada setidaknya 238 laporan serangan perlawanan di Semenanjung Sinai yang sebagian besar ditujukan untuk melawan pasukan diktator Mesir. Sejak bulan Juli, jumlah serangan telah menurun setiap bulannya. Namun pada bulan November, masih ada sedikitnya 14 serangan perlawanan.
Selain itu, Ansar Bayt Al-Maqdis juga telah melancarkan sejumlah serangan perlawaan di luar basis normal operasi di Sinai Utara dalam beberapa bulan terakhir. Pada 5 September, kelompok jihad ini melancarkan upaya serangan perlawaan yang ditujukan terhadap menteri dalam negeri Mesir, Mohammed Ibrahim, di Kota Nasr.
Sebulan kemudian, seorang mujahid Ansar Bayt Al-Maqdis melancarkan operasi syahid di Direktorat Keamanan Sinai Selatan di El Tor dan menewaskan tiga personel boneka keamanan Mesir dan melukai lebih dari 45 lainnya. Dan pada 19 Oktober, kelompok jihad yang berbasis di Sinai ini menargetkan gedung intelijen militer di kota Ismailia. (banan/arrahmah.com)