WASHINGTON (Arrahmah.com) – Kepala CIA, Gina Haspel, terbang ke Turki pada Senin (22/10/2018) untuk membantu penyelidikan atas kematian wartawan Saudi, Jamal Khashoggi, menurut laporan Reuters, setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan dia “tidak puas” dengan penjelasan pemerintah Saudi yang diberikan untuk kematian misterius di konsulat mereka di Istanbul.
Tiga minggu pasca raibnya Khashoggi di konsulat, gambaran lengkap tentang apa yang terjadi pada jurnalis pembangkang masih belum jelas.
Rincian perjalanan Haspel tidak segera jelas, namun hal itu mengikuti kemarahan internasional atas kematian wartawan yang juga warga AS, dan dugaan menutup-nutupi.
Media Turki membocorkan rincian grafis dari penyelidikan negara ke dalam penghilangan Khashoggi, menuduh dia dibunuh secara brutal dan tubuhnya dipotong-potong setelah dia disiksa di dalam konsulat.
Erdogan telah memperingatkan pihaknya akan “menelanjangi kebenaran atas insiden itu Selasa malam (23/10).
Setelah dua minggu penyangkalan, Arab Saudi akhirnya mengakui dia meninggal di dalam misi mereka, menuduh pria 59 tahun itu terlibat dalam “perkelahian” dengan sekelompok 15 interogator dinas rahasia.
Khashoggi awalnya pergi ke konsulat untuk mengambil dokumen yang dia butuhkan untuk pernikahannya dengan wanita berkewarganegaraan Turki, Hadice Cengiz.
Beberapa pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada Senin (22/10) mereka memiliki keyakinan bahwa putra mahkota Saudi, yang juga penguasa de facto negara itu, telah memerintahkan penculikan wartawan, karena ia adalah pengawas aparat keamanan Saudi. Namun para pejabat mengatakan mereka tidak memiliki bukti yang pasti.
Saat ditanya pada Jumat pekan lalu jika dia diyakinkan oleh penjelasan Arab Saudi, Donald Trump berkata: “Saya tidak puas dengan apa yang saya dengar.”
“Kita akan mengetahui hal tersebut secara rinci. Orang-orang kami ada di Arab Saudi sekarang. Orang-orang intelijen papan atas kami juga berada di Turki. Mereka akan kembali malam ini atau besok,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
“Kami akan tahu banyak selama dua hari ke depan tentang situasi Saudi,” tambahnya. “Ini hal yang sangat menyedihkan.” (Althaf/arrahmah.com)