ABUJA (Arrahmah.id) — Gubernur Bank Sentral Nigeria Godwin Emefiele ditangkap beberapa jam setelah diskors dari jabatannya oleh presiden baru negara itu, kata pihak berwenang.
“Emefiele berada dalam tahanan karena beberapa alasan investigasi,” kata polisi rahasia Nigeria dalam sebuah pernyataan tanpa memberikan rincian lebih lanjut, seperti dilansir Reuters (10/6/2023).
Presiden baru negara itu, Bola Tinubu, menangguhkan Emefiele sebagai gubernur bank sentral pada Jumat malam. Ini setelah sembilan tahun setelah dia diangkat untuk mengawasi urusan kebijakan moneter ekonomi terbesar Afrika dan negara terpadat di benua tersebut.
Tinubu mengkritik penanganan mata uang dan kebijakan moneter Emefiele pada pelantikannya minggu lalu dan meminta bank sentral untuk bekerja menuju nilai tukar yang bersatu.
“Penangguhan Emefiele merupakan kelanjutan dari penyelidikan yang sedang berlangsung di kantornya dan reformasi yang direncanakan di sektor keuangan ekonomi,” menurut pernyataan dari Sekretaris Pemerintah Federasi.
Folashodun Adebisi Shonubi, wakil Emefiele, langsung mengambil alih sebagai penjabat gubernur.
Penangkapan Emefiele adalah puncak setelah berbulan-bulan penyelidikan oleh Departemen Layanan Negara Nigeria. Ia sempat akan ditangkap pada Desember, tetapi ditolak oleh pengadilan setempat.
Polisi rahasia telah menuduhnya melakukan pendanaan terorisme dan kejahatan ekonomi, tetapi seorang hakim memutuskan bahwa mereka tidak dapat memberikan bukti untuk mendukung tuduhan tersebut. Tidak jelas apakah temuan baru dibuat dalam penyelidikan.
Kendati demikian, para analis keuangan Nigeria mengatakan pencopotan Emefiele dari jabatannya tidak mengejutkan. Hal ini terkait beberapa kebijakan yang dia perkenalkan dalam beberapa bulan terakhir yang dianggap kontroversial.
Abiola Gbemisola, seorang analis keuangan yang berbasis di Lagos, mengidentifikasi beberapa kebijakan tersebut sebagai program pertukaran mata uang bank serta keputusannya untuk terus mencetak dan meminjamkan uang kepada pemerintah Nigeria.
“Gubernur bank sentral sangat berkuasa saat menjabat, kata Gbemisola.
“Saya tidak mengharapkan dia untuk tetap di bawah pemerintahan baru, terutama mengingat fakta bahwa dia tidak begitu baik dalam kebijakannya menjelang pemilihan (presiden Februari). Alih-alih berfokus pada pengurangan inflasi, dia berkontribusi pada tingginya inflasi Nigeria dengan memberikan uang kepada pemerintah federal, mencetak uang pada dasarnya untuk memberikan pinjaman, ”ujar Gbemisola.
Di bawah Emefiele, ekonomi Nigeria berjuang dengan mata uang yang melemah yang disebabkan oleh krisis valuta asing serta tingkat inflasi yang melonjak. Tingkat inflasi mencapai level tertinggi hampir dua dekade sebesar 22,2 persen pada April.
Langkah bank sentral untuk mengganti mata uang naira lokal dengan yang baru menyebabkan kesulitan ekonomi bagi begitu banyak rakyat Nigeria. Hal ini mempengaruhi jumlah pemilih dalam pemilihan Februari, sementara pihak berwenang dipaksa untuk memperkenalkan kembali uang kertas lama yang diganti.
“Fakta bahwa dia telah disingkirkan adalah hal yang positif untuk pasar (keuangan) dan sekarang kami dapat berharap untuk melihat sesuatu yang berbeda,” kata Gbemisola. (hanoum/arrahmah.id)