JAKARTA (Arrahmah.com) – Serangan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) Corona Virus (CoV) sudah nyata terlihat di Korea Selatan. Menkes pun memperhatikan soal penyakit yang juga disebut flu onta ini dalam pelayanan ibadah haji.
“Kami meminta, Menhub Pak Jonan agar semua pesan-pesan (terkait MERS-CoV) ada di pesawat. Di TV. Banner juga sudah siap (dipasang di bandara),” ujar Menkes Nila F Moeloek dalam acara pelepasan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (19/08), dikutip dari Kemenag.go.id.
MERS-CoV sangat beresiko bagi orang dengan usia lanjut. Padahal mayoritas jamaah haji Indonesia sudah berusia lanjut. “Bisa menyebabkan kematian, umumnya orang tua,” kata Menkes Nila.
Kepada jamaah haji Indonesia, Menkes Nila berpesan agar selalu menggunakan masker ketika bepergian, apalagi jika berada dalam kerumunan. “Bisa saja ada yang sakit. Sering juga cuci tangan,” tuturnya.
Menurutnya, masa inkubasi virus ini adalah 14 hari. Jadi jika kelak ada jamaah yang sakit sepulang berhaji maka tetap harus diwaspadai. “Bisa juga terjadi di rumah. Bila ada demam, batuk, sesak setelah pulang segera lapor ke Puskesmas atau Rumah Sakit,” pintanya
Bagi petugas kesehatan haji, Nila berpesan untuk menjaga kesehatannya. Karena para petugas inilah yang paling rentan terhadap penularan berbagai macam penyakit dari pasiennya. “Jangan sampai MERS CoV masuk ke Indonesia,” pesan Menkes.
Sebenarnya ada juga virus Ebola yang lebih mematikan. Namun, Menkes Nila mengaku bahwa sepengetahuannya Pemerintah Arab Saudi sudah melarang jamaah yang berasal dari negara dengan Ebola untuk masuk ke Tanah Suci.
“Saat di Arab Saudi, kami membicarakan masalah Ebola. Saat itu tegas dikatakan, mereka tidak memperkenankan jamaah dari negara endemi untuk datang ke Arab Saudi. Insya Allah ini bisa mengurangi kekhawatiran kita terhadap Ebola, apalagi pesawat langsung dari Indonesia ke Saudi,” terangnya. (azm/arrahmah.com)