Oleh `Umar S. Al-Ashqar
(Arrahmah.id) – Kenikmatan dunia adalah nyata, sedangkan kenikmatan surga adalah janji-janji yang tidak terlihat. Orang mudah dipengaruhi oleh apa yang bisa mereka indera dan ketahui secara instan dan sulit bagi mereka untuk melupakan sesuatu yang ada di depan mereka demi sesuatu yang ada di masa depan yang belum terlihat.
Allah SWT telah membuat perbandingan antara kenikmatan duniawi dan kenikmatan surga. Dia menjelaskan bahwa kenikmatan surga jauh lebih unggul dari kenikmatan dunia ini. Allah berfirman panjang lebar mencela dunia ini dan memuji keutamaan akhirat untuk mendorong manusia berjuang keras demi kesuksesan di akhirat.
Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang mengabaikan dunia kesenangan sesaat dan fana ini dan menyatakan bahwa pahala dari Allah SWT jauh lebih baik.
Allah SWT berfirman, “Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka akan mendapat surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya sebagai karunia dari Allah. Dan apa yang di sisi Allah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti.” (TQS Ali Imran: 198)
“Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.” (TQS Taha: 131)
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah, “Inginkah aku kabarkan kepada kalian apa yang lebih baik dari yang demikian itu?” Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka abadi di dalamnya. Dan (ada pula) istri-istri yang disucikan serta keridaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Ali Imran: 14–15)
Ada banyak alasan mengapa kenikmatan surga lebih utama dari kenikmatan dunia.
Kenikmatan Duniawi Sesaat
Allah SWT berfirman, Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar, dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kalian tidak akan dianiaya sedikit pun. (TQS An-Nisaa’: 77)
Nabi shalallahu alayhi wa sallam menggambarkan sifat fana dari kesenangan dunia ini dibandingkan dengan kesenangan surga: “Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang dari kamu yang mencelupkan jari tangannya ke lautan, lalu hendaklah dia perhatikan apa yang didapat pada jari tangannya”. (HR Muslim)
Satu jari yang dicelupkan ke laut bahkan tidak akan mengambil satu tetes pun, betapa kecilnya nilai dunia ini jika dibandingkan dengan akhirat. Karena kenikmatan dunia ini sangat kecil, Allah SWT menegur mereka yang lebih memilih kenikmatan dunia daripada kenikmatan akhirat:
Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa apabila dikatakan kepada kamu, “Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah,” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. (TQS At-Taubah: 38)
Kualitas Hidup di Surga
Pakaian, permata, istana, makanan, dan minuman penduduk surga jauh lebih unggul dari kehidupan dunia ini. Sebenarnya tidak ada ruang untuk perbandingan, bahkan ruang terkecil di Surga lebih baik dari dunia ini dan semua kesenangannya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah bersabda, “Sungguh tempat cambuk salah seorang kalian di surga itu lebih baik dari dunia seisinya.” Menurut riwayat lain oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Nabi berkata, “Sungguh, ukuran satu busur panah di surga lebih baik dari dunia yang matahari terbit dan terbenam di atasnya.” Muttafaqun ‘alaihi.
Perbandingan antara wanita surga dan wanita bumi dikisahkan untuk menunjukkan keunggulan apa yang ada di surga.
Dari Anas, Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Seandainya ada seorang wanita penghuni surga hadir di dunia, maka ia akan menerangi langit dan bumi, dan ia juga akan mewangikan seluruh isi langit dan bumi, dan khimarnya (jilbabnya) lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari no. 6567)
Tidak Ada Kotoran atau Kekecewaan
Dalam kehidupan dunia ini, makan dan minum mengakibatkan kebutuhan akan ekskresi yang disertai dengan bau yang tidak sedap. Mereka yang minum anggur di dunia ini kehilangan akal. Wanita di dunia ini menstruasi dan melahirkan, yang merupakan sumber rasa sakit.
Sementara itu, surga bebas dari semua ketidaknyamanan ini, penduduknya tidak buang air kecil, buang air besar, meludah, atau menderita penyakit. Anggur surga dijelaskan oleh Allah SWT sebagai berikut: “(warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum. Tidak ada di dalamnya (unsur) yang memabukkan dan mereka tidak mabuk karenanya.” (TQS As-Saffat: 46-47).
Air surga tidak menjadi payau, dan susu tidak pernah berubah rasanya.
Allah SWT berfirman, “Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka. (TQS Muhammad: 15)
Para wanita surga suci dan bebas dari haid, nifas dan semua kotoran lainnya yang dialami oleh wanita di dunia ini. Allah SWT berfirman, “Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan melakukan kebaikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (TQS Al-Baqarah: 25)
Hati penduduk surga lurus. Perkataan mereka baik dan perbuatan mereka benar. Tidak akan ada pembicaraan yang menyakitkan, ofensif, atau provokatif, karena Surga bebas dari semua kata dan perbuatan yang tidak berguna, “Di dalam surga mereka saling memperebutkan piala (gelas) yang isinya tidak (menimbulkan) kata-kata yang tidak berfaedah dan tiada pula perbuatan dosa.” (TQS At-Tur: 23)
Satu-satunya pembicaraan yang terdengar adalah pembicaraan yang baik, tulus, dan murni. Ini bebas dari semua kekurangan yang memalukan dari pembicaraan duniawi, “Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun (perkataan) dusta.” (TQS An-Naba’: 35)
“Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang tidak berguna, kecuali (ucapan) salam.” (TQS Maryam: 62)
Surga adalah tempat tinggal kesucian dan kedamaian, “Di sana mereka tidak akan pernah mendengar omong kosong atau dosa, hanya ucapan yang baik dan bajik.” (TQS Al-Waqi`ah: 25–26)
Setelah diselamatkan dari neraka, penghuni surga akan ditahan di jembatan antara surga dan neraka. Di sana mereka akan disucikan dengan menyelesaikan persengketaan yang mungkin masih ada di antara mereka. Kemudian mereka dapat memasuki surga dengan hati dan jiwa yang murni, bebas dari kebencian, iri hati, atau emosi duniawi negatif lainnya.
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa penghuni surga akan memasukinya tanpa rasa benci atau dendam di antara mereka; hati mereka akan satu, dan mereka akan memuliakan Allah SWT pagi dan sore hari.
Allah SWT berfirman, “Dan Kami melenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka; mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (TQS Al-Hijr: 47)
Ibnu Abbas dan Ali bin Abi Thalib meriwayatkan bahwa ketika penduduk surga memasukinya, mereka minum dari satu mata air, dan Allah menghilangkan segala permusuhan atau kebencian dari hati mereka; kemudian mereka minum dari mata air lain, dan wajah mereka menjadi bersih dan cerah. Inilah mungkin yang dimaksud dengan ayat berikut: “…dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih (dan suci).” (TQS Al-Insan: 21)
Sukacita Abadi Surga
Allah SWT menyebut kesenangan dunia ini sebagai kesenangan sementara. Hanya dinikmati sebentar, dan kemudian berakhir. Sementara itu, kenikmatan surga tidak pernah berhenti. Allah SWT berfirman, “Apa yang ada di sisimu akan musnah, dan apa yang ada di sisi Allah adalah abadi.”(TQS An-Nahl: 96)
“Perumpamaan surga yang menjanjikan kepada orang yang bertakwa (ialah seperti taman), mengalir di bawahnya sungai-sungai; senantiasa berbunga dan teduh.” (TQS Ar-Ra`d: 35)
Allah SWT memberi kita contoh betapa cepatnya dunia ini akan berlalu: “Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (TQS Al-Kahfi: 45–46)
Allah mengibaratkan kehidupan ini seperti hujan, yang jatuh dari langit dan menyebabkan tumbuhan tumbuh, berbunga, serta berbuah. Ini berlangsung hanya dalam waktu singkat sebelum tanaman ini layu dan mudah tertiup angin. Begitulah kemewahan hidup ini: masa muda, kekayaan, anak-anak, dll. Semua ini akan berlalu: Masa muda memudar, kesehatan dan vitalitas berubah menjadi penyakit dan penuaan, dan kekayaan serta anak-anak cenderung musnah. Seseorang bisa saja diambil dari keluarga dan hartanya, namun “kekayaan” surga tidak pernah hilang.
Allah SWT berfirman, Dan berkata kepada orang-orang yang bertakwa, “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab, “(Allah telah menurunkan) kebaikan.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan semacam itulah tempat terbaik bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga ‘dan yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa.” (TQS An-Nahl: 30-31)
Penyesalan Penduduk Neraka
Allah SWT berfirman, “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (TQS Ali Imran: 185)
Setelah membaca ayat-ayat ini dan memahami maknanya, bagaimana mungkin ada orang yang menyia-nyiakan surga demi kesenangan duniawi? Ramadhan adalah saat kita semua harus melepaskan kesenangan dunia ini dan bersiap untuk kesenangan surga. (zarahamala/arrahmah.id)