NEW YORK (Arrahmah.id) — Seorang sukarelawan di ajang maraton New York mengatakan bahwa dia diusir setelah dia mengenakan tanda pro-Palestina di jaketnya pada hari Ahad (5/11/2023), lapor Middle East Eye.
Maraton New York atau New York City Marathon, merupakan ajang bergengsi para pelari dari seluruh dunia yang melintasi lima wilayah dengan jarak tempuh lebih dari 42 km.
Pada tanggal 5 November lalu, sekitar 51.000 orang berlari di jalanan Kota New York dan sekitar 8.000 orang menjadi sukarelawan dalam perlombaan tersebut.
Briana Navarro adalah salah satunya. Ini adalah pertama kalinya dia menjadi sukarelawan untuk maraton terbesar di dunia.
Navarro tiba untuk menjadi sukarelawan sekitar pukul 4.30 pagi. Saat check-in, dia menerima kredensial dan seragam. Dia ditugaskan untuk membantu mengumpulkan pakaian, seperti jaket yang dilepas dan ditinggalkan pelari menjelang perlombaan.
Selama berada di sana, ia diarahkan ke suatu lokasi di depan salah satu dari sekian banyak tenda yang didirikan. Yang ini adalah tenda “Run for Israel”.
Tenda tersebut dikelilingi tanda, salah satunya bertuliskan, “Lakukan mitzvah untuk Israel”, dengan foto seorang tentara dan “Bungkus. Berdoa. Berlari”.
“Saya memahami tenda itu dimaksudkan untuk sembahyang, namun propaganda di luarnya bersifat bias dan politis,” kata Navarro.
Dia mengatakan karena ada simbol itu dia akhirnya mencoba membuat tanda-tanda pro-Palestina. Jadi, pada jaket New York City Marathon miliknya yang berwarna merah jambu, dia menempelkan dua tanda yang bertuliskan “Membom anak-anak bukanlah pembelaan diri” dan “Genosida di Gaza. AS bersalah”.
“Saya pikir kalau tenda itu boleh ada di sana, saya juga punya hak yang sama untuk mengutarakan pandangan saya. Namun ternyata hal itu salah,” kata Navarro kepada Middle East Eye.
‘Pernyataan anti-kekerasan saya dibungkam melalui intimidasi’
Dia mengatakan bahwa dirinya segera didekati oleh petugas keamanan acara yang mengatakan kepadanya bahwa orang-orang di tenda “Run for Israel” telah mengeluh tentang dia.
“Tanda-tanda yang saya buat tidak menyebutkan Israel atau Yudaisme, atau apa pun tentang agama,” kata Navarro.
Dalam video yang direkam Navarro, seorang anggota keamanan acara mengatakan kepadanya: “Belum tentu Israel menampilkan propaganda di sini, namun merupakan pelanggaran bagi kami jika ada sukarelawan yang menampilkan pesan politik.”
Lencana Navarro kemudian disita dan dia dikawal keluar oleh beberapa anggota polisi.
“Lari telah lama menjadi platform yang digunakan untuk kebebasan berekspresi, berbicara, dan melakukan protes. Kami mendukung kebebasan berpendapat dan hak para pelari untuk melakukan protes saat berlari,” kata juru bicara maraton tersebut kepada Middle East Eye.
“Namun NYRR adalah organisasi nirlaba yang tidak terlibat dalam pidato politik. Kami juga tidak mengizinkan seragam atau fasilitas pendukung kami digunakan untuk tujuan tersebut,” kata juru bicara tersebut. (hanoum/arrahmah.id)