(Arrahmah.com) – Membaca berita syahidnya saudara Ridwan Abdul Hayyie dikabarkan telah gugur di jalan Allah. Selamat bagi guru kita Ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdurrahman, Wakil Amir Majelis Mujahidin dan keluarga, tidak percuma Abah di setiap forum apa saja tidak bosan-bosannya selalu bicara jihad dan ucapan beliau adalah doa, Maa syaa Allah.
Allah memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada orang-orang yang berjihad dan syahid dalam perjuangan membela Islam, antara lain.
Pertama, “Orang yang mati syahid hakekatnya tidak mati”
Wahai kaum mukmin, sekali-kali kalian jangan beranggapan bahwa para mujahid yang terbunuh ketika membela Islam itu mati. Mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka, dan selalu memperoleh rahmat. Para syuhada selalu gembira dengan rahmat yang Allah berikan kepada mereka. Para syuhada selalu diberi kabar gembira tentang saudara-saudaranya yang akan menyusul sesudah mereka. Para syuhada tidak mempunyai rasa takut menghadapi musuh, dan tidak mempunyai rasa sedih kehilangan jiwa dan harta mereka. Para syuhada selalu digembirakan dengan nikmat Allah dan karunia-Nya. Sungguh Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang mukmin (QS. Ali Imran 169-171)
Tiada penghalang antara seseorang dan surga selain gugur sebagai mujahid fisabilillah, sebagaiamana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Wahai penduduk negeri, sungguh aku beriman kepada Tuhan kalian. Karena itu dengarkanlah seruanku untuk mengajak kalian mengikuti utusan Allah ini. Pada hari kiamat, para malaikat berkata kepada laki-laki mukmin itu, “Masuklah engkau ke surga.” (QS Yasin[36]25-26)
Kedua amalnya terus mengalir dan merupakan amal terbaik
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Melakukan ribath (menjaga perbatasan) di jalan Allah selama sehari semalam lebih baik daripada puasa selama sebulan berserta sholat malam. Jika ia meninggal selama melakukan ribath, maka amalnya akan mengalir kepadanya sebagaimana yang dia lakukan semasa masih hidup. Rezekinya dilimpahkan Allah kepadanya dan diselamatkan dari berbagai fitnah (HR Musliam, Tirmizi, Nasa’i dan Thabrani)
Ketiga, “Syahadah adalah karunia Allah terbesar yang diberikan kepada hamba pilihan-Nya. Karena itu, kaum mukminan berhadap dapat menjadi teman mereka di surga bersama para Nabi, shiddiqin dan shalihin.
Minimal 17 kali dalam sehari semalam seorang mukmin memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam shalatnya
Tuntunlah kami mengikuti Islam, yaitu agama yang dikuti oleh orang-orang yang telah Engkau karunia hidayah Islam sampai mati, bukan agama kaum Yahudi yang dihinakan oleh Allah dan bukan pula agama kaum Nasrani yang mengingkari kenabian Muhammad (QS. Al-Fatihah 6-7)
Orang-orang yang diberi karunia atau nikmat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam ayat diatas adalah yang disebutkan dalam firman-Nya
Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya di akhirat kelak ia akan bersama-sama dengan para nabi, orang-orang yang jujur dalam beriman, orang yang mati syahid dan orang-orang shalih yang telah Allah beri nikmat. Mereka itu adalah teman-teman yang sangat baik bagi orang-orang mukmin . (QS. An-Nisa 69)
Keempat, Dengan mati syahid seseorang akan mendapatkan pengampunan, rahmat dan pahala yang besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Wahai kaum mukmin, jika kalian terbunuh ketika membela Islam atau kalian mati, maka kalian akan mendaptkan pengampunan dari Allah dan rahmat-Nya. Hal itu lebih baik bagi para syuhada daripada harta yang dikumpulkan orang-orang kafir (QS. Ali Imran 157)
Orang-orang yang mengutamakan pahala akhirat daripada kehidupan dunia, hendaklah mereka berperang untuk membela Islam. Siapa saja yang berperang untuk membela Islam, baik ia terbunuh atau menang. Kami akan memberikan pahala yang sangat besar kepadanya di akhirat (QS. An-Nisa 74)
Kelima, Orang yang mati syahid tidak mendapat siksa kubur,dan tidak dihisab oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasyid bin Sa’d ra meriwayatkan dari seseorang laki-laki sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, mengapa orang-orang mukmin mendapatkan fitnah di kubur kecuali orang yang mati syahid? Rasulullah saw menjawab, “Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya menjadi fitnah (pelindung) baginya]’ (HR An Nasai)
Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad, beliau bersabda, “Beliau pernah bertanya kepada Jibril mengenai ayat yang berbunyi. “Pada hari kiamat, sangkakala ditiup. Seluruh makhluk yang berada di langit dan di bumi akan pingsan. Tetapi ada makhluk yang Allah kehendaki tidak pingsan. Kemudian sangakakala ditiup sekali lagi. Ketika itu semua manusia telah berdiri menantikan perhitungan amal mereka di hadapan Allah (QS Az-Zumar[39]68)
Beliau bertanya, “Siapakah orang yang dikehendaki Allah, sehingga mereka tidak jatuh tersungkur? Jibril menjawab, “Mereka adalah para syuhada yang jihad karena Allah. (HR Hakim)
Ke–enam mereka dibangkitkan dengan segala kemuliaan, sementara luka mereka mengalirkan darah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Ketika para hamba Allah bangkit untuk dihisab, datanglah sekelompok manusia sambil memanggul pedang mereka di leher dengan darah bercururan. Kemudian mereka berdesakan antri untuk masuk pintu surga. ditanyakan, “Siapakah mereka? Dijawab, “Mereka adalah para syuhada Allah, berjihad di jalan-Nya. Mereka hidup di sisi Tuhannya dan mendapat limpahan rezeki (HR. Thabrani)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Barangsiapa yang terluka karena jihad di jalan Allah, maka luka itu akan atang pada hari kiamat. Baunya laksana minyak kasturi dan warnanya laksana za’fran. Pada dirinya tertulis syahadah [kematian [sebagai seorang syahid, barangsiapa meminta mati syahid dengan penuh keikhlasan, maka Allah akan memberikan pahala syahid kepadanya, kendati dia mati di atas ranjangnya (Ibnu Hibbann dan hakim)
Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap luka yang diderita muslim di jalan Allah akan dibiarkan seperti semula pada hari Kiamat. Luka tusukan nanti tetap mengucurkan darah yang warnanya seperti darah (dunia) namun baunya seperti Kasturi (HR Bukhari)
Ke-tujuh, Orang yang mati syahid mendapatkan berbagai fasilitas istimewa di surga yaitu surga paling tinggi
Anas bin Malik ra bercerita, “Sesungguhnya bibiku yang dikenal dengan sebutan Ummu Hartish bin Suragah datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, setelah mengetahui bahwa putranya, Harist ra wafat karena terkena panah nyasar saat perang Badar, lalu ia berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, engkau telah mengetahui kedudukan Harists di hatiku. Karena itu, bila ia berada di surga, maka aku tidak akan menangisinya. Tetapi bila tidak maka engkau mengerti apa yang akan aku lakukan! Rasulullah saw menjawab, “Ketahuilah bahwa surga itu terdiri dari beberapa tingkatan dan ia (anakmu) berada di Firdaus yang tertinggi” (HR. Bukhari)
Apabila seorang muslim yang terkena senjata nyasar saja mendapatkan karunia luar biasa disurga, maka bagaimana dengan orang-orang yang terjun dimedan jihad untuk menegakkan kalimat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di surga itu terdapat seratus kelas yang disediakan Allah untuk para pejuang di jalan-Nya, jarak masing-masing tingkatan adalah sejauh langit dan bumi. Ditengah-tengahnya terdapat surga Firdaus yang berada ditengah Arasy Allah dari sanalah air sungai-sungai surga memancar (HR. Bukhari).
Abu Said bertanya, “Siapakah hamba itu, wahai Rasulullah saw? Beliau menjawab, “Yaitu orang yang berjihad di jalan Allah (HR Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dalam mimpi aku menyaksikan dua orang lelaki datang kepadaku. Lalu keduanya membawaku naik keatas sebatang pohon. Setelah itu mereka membawaku ke dalam sebuah istana. Aku belum pernah menyaksikan istana yang lebih baik dan indah daripada istana itu. Kedua orang itu berkata kepadaku. “Istana ini adalah untuk para syuhada (HR Bukhari, hadist ini panjang, namun dinukil secara singkat)
Kedelapan, “Orang yang syahid dapat syafaat kepada keluarganya.”
Utsman bin Affan ra meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ” Yang diberi izin memberi syafaat pada hari kiamat tiga golongan : para Nabi, para ulama, kemudian para syuhada (HR Ibnu Majah)
Namran bin Utbah Adz Dzmari berkata, kami menemui Ummu Darda saat kami masih anak-anak yatim, maka ia mengelus-ngelus kepala kami seraya berkata, “Bergembiralah wahai anakku, aku berharap semoga engkau mendapat syafaat dari ayahmu, karena aku mendengar Abu Darda berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, “Orang yang mati syahid (mendapat izin dari Allah) memberi syafaat kepada tujuh puluh anggota keluarganya (HR Ibnu Hibban)
Kesembilan, “Jihad cara terbaik untuk meredam rasa sakit ketika mati atau terbunuh, sehingga tidak merasakan sakit kecuali sedikit, seperti mendapat satu sengatan (semut)
Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ” Orang yang mati syahid tidak merasakan sakitnya kematian kecuali seperti seorang dari kalian yang mendapat satu sengatan (HR Turmidzi)
Kesepuluh Allah gembira dengan mereka
Na’im bin Hammar menceritakan bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw, “Syahid manakah yang paling istimewa?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang-orang yang bila mereka bergabung dengan barisan mujahidin, mereka tidak pernah berpaling hingga gugur terbunuh, mereka itulah orang yang akan langsung berangkat menuju kamar-kamar yang tempatnya sangat tinggi dalam surga dan Allah tertawa (gembira) dengan mereka. Apabila Allah telah tertawa kepada seorang hamba di dunia, diakhirat nanti dia tidak akan menghadapi perhitungan amal lagi. (HR Ahmad)
Kesebelas orang yang gugur sebagai syahid ada yang diajak bicara oleh Allah
Ketika Abdullah bin Amr bin Haram gugur dalam peperangan Uhud, Rasulullah bersabda, kepada Hai Jabir, “Apakah kau ingin mendengar kabar tetang ayahmu? Bagaiamana Allah memperlakukannya ? Jabir menjawab, “Ya, aku ingin mendengarkannya. Rasulullah bersabda, “Tidak sekali-kali Allah berfirman kepada seseorang kecuali hanya berbicara dari balik hijab. Tetapi Allah berbicara dengan ayahmu tanpa hijab. Allah mengatakan kepada ayahmu, “Wahai hamba-Ku, mintalah kepada-Ku, maka akan aku kabulkan. Ayahmu menjawab, “Wahai Rabbku, biarkanlah hamba hidup lagi, maka hamba akan berperang lagi untuk-Mu yang kedua kalinya. Allah mengatakan, “Hal itu telah Aku tentukan bahwa siapa saja yang telah mati takkan bisa hidup kembali di dunia. Kemudian ayahmu memohon lagi, “Wahai Rabbku, beritahukan orang-orang yang sesudahku nanti. Setelah itu Allah menurunkan ayat
Wahai kaum mukmin, sekali-kali kalian jangan beranggapan bahwa para mujahid yang terbunuh ketika membela Islam itu mati. Mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka, dan selalu memperoleh rahmat. Para syuhada selalu gembira dengan rahmat yang Allah berikan kepada mereka. Para syuhada selalu diberi kabar gembira tentang saudara-saudaranya yang akan menyusul sesudah mereka. Para syuhada tidak mempunyai rasa takut menghadapi musuh, dan tidak mempunyai rasa sedih kehilangan jiwa dan harta mereka. Para syuhada selalu digembirakan dengan nikmat Allah dan karunia-Nya. Sungguh Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang mukmin (QS. Ali Imran 169-171)
Ke-duabelas akan dinikahkan dengan para bidadari surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang mati syahid akan mendapatkan tujuh perkara dari Allah, pertama, dosanya diampuni pada tetesan pertama dari darahnya. Kedua tempat untuknya diperlihatkan dalam surga. ketiga dia dihiasai dengan perhiasan iman. Keempat, diselamatkan dari azab kubur. Kelima, diselamatkan dari bencana dahsyat. Keenam, mahkota keagungan dipakaikan di kepadanya. Mahkota itu terbuat dari yaqut yang lebih baik daripada dunia beserta segala isinya. Dia juga dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari surga. ketujuh, dia juga bia memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang dari kerabat-kerabatnya. (HR Ahmad & ThbaranI)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tetesan pertama darah seorang syahid mujahid dan syahid yang keluar akan menghapus segala kejatahan yang pernah dilakukannya. Dua orang bidadari turun kepadanya untuk membersihkan debu yang menempel di wajahnya. Keduanya berkata, “Allah telah menganugerahkan kamu buatmu. Dia, sang syahid, menjawab Allah juga telah menganugerahkan kami buatmu. Sang syahid menjawab, Allah telah menganugerahkan kami buat kalian. Lalu seratus perhiasan yang biasa dikenakan Bani Adam dipakaikan kepadanya, hanya saja perhiasan itu dari perhiasan surgawi. Sang syahid, berkata, “Aku sadar, bahwa kilatan pedang adalah kunci surga. (HR Thabrani dan Baihaqi)
Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Seorang syahid mendapatkan pujian dari Nabi Muhammad beliau bersabda, “Jangan kau keringkan dunia dari darah para syuhada, sampai dua orang bidadari sallng berebut untuk menghadapnya. Mereka seakan dua ekor burung terindah didunia. Di tangan masing-masing dari dua bidadari itu ada perhiasan yang lebih baik daripada dunia dan segala isinya (HR Ibnu Majah)
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang mengepung salah satu benteng Khaibar, seorang lelaki pengembala berwajah hitam datang menemuinya dengan membawa kambing gembalanya. Lelaki ini adalah buruh yang bekerja menggembalakan kambing mailik salah seorang Yahudi. Ia meminta agar Rasulullah saw berkanan menerangkan kepadanya tentang islam. Beliau kemudian menjelaskan apa Islam itu, lalu ia pun dengan kesadaran sendiri masuk Islam, setelah itu ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku adalah seorang buruh yang mengembalakan kambing ini dan kambing-kambing ini adalah amanat, lalu bagaimana aku harus berbuat? Rasulullah saw kemudian menyuruh agar ia melempar ke arah kepala kambing-kambing itu, maka mereka akan kembali kepada pemiliknya.
Menuruti perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pengembala berwajah hitam itu mengambil segenggam kerikil lalu melemparkannya ke arah kambing-kambing itu sambil berteriak, “Pulanglah kepada pemilik kalian, demi Allah aku tidak akan menemani kalian lagi.” Lalu kambing-kambing itu keluar bergerombol, seolah ada yang menggiring hingga memasuki benteng. Setelah itu pangembala itu ikut berperang bersama kaum Muslimin. Tidak lama kemudian lemparan batu dari arah musuh mengenai kepalanya dan ia meninggal dunia. Padahal sejak menyatakan diri masuk Islam hinga meningal dunia ia belum melakukan shalat sama sekali,
Jenasahnya kemudian dibawa kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di sisinya dalam keadaan ditutup kain yang sebelumnya dikenakan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian menoleh ke arahnya sementara para sahabat berada disekeliling beliau, lalu segera memalingkan pandangan dari jenasah itu. Mereka kemudian bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau berpaling dari jenazah itu? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya sekarang ia sedang bersama istirnya, bidadari dari surga, yang sedang membersihkan debu dari wajahnya. Subhanallah padahal belum pernah melakukan shalat.
Ke-tigabelas Para mujahidin dan syuhada adalah manusia-manusia terbaik yang memperoleh cinta dan senyum Allah
Sungguh Allah mencintai orang-orang yang berperang untuk membela agama Allah alam satu barisan, seolah-olah mereka itu sebuah bangunan yang berdiri kokoh (QS Ash-shaff[61]4)
Diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud r.a. bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Tuhan kita kagum dengan dua orang laki-laki. Pertama; Laki-laki yang menahan bersetubuh dengan istrinya dan menyibakkan selimutnya karena dirinya lebih suka melakukan shalat malam. Maka Allah Ta’ala berkata, “Wahai para malaikat, lihatlah kepada hamba-Ku ini yang menahan keinginanannya bersama istrinya dan melipat selimutnya hanya untuk melakkan shalat. Dia lebih cinta dengan apa yang ada pada-Ku dan dia lebih rindu dengan apa yang Aku miliki. Kedua, seseorang yang berperang di jalan Allah sedangkan teman-temannya sudah kocar-kacir dan dia tahu bahwa dirinya dalam kekalahan namun dia tidak mau mundur. Akhirnya, dia kembali dengan terluka hingga darahnya mengalir. Maka Allah berkata, kepada para malaikat. “Lihatlah hamba-ku ini, dia kembali dengan mengharap apa yang ada pada-Ku. Dan dia lebih cinta dengan apa yang Aku miliki hingga darahnya mengalir.
Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada sesuatu pun yang lebih dicintai Allah selain dua tetes dan dua bekas. Dua tetes itu adalah linangan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang mengalir karena berjihad di jalan Allah. Sedangkan dua bekas adalah bekas berjihad di jalan dan dan bekas menunaikan segala sesuatu yang difardhukan Allah.
Saudaraku, setelah tahu keutamaan syahid bagaimana jika kita tidak cemburu mendengar saudara kita yang syahid.
Semoga kita menyusul dan di kumpulkan di surga. Ya Allah berilah kami kesempatan untuk berjihad dimedan perang di sisa umur kami ini dan berilah karunia kami syahid, karena kami sangat menyadari begitu banyak dosa yang kami lakukan. Karena kami merindukan berkumpul dengan orang yang taat, para Rasul, nabi orang-orang yang jujur, mujahidin, orang-orang shalih dan tentunya bersama keluarga.
Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya di akhirat kelak ia akan bersama-sama dengan para nabi, orang-orang yang jujur dalam beriman, orang yang mati syahid dan orang-orang shalih yang telah Allah beri nikmat. Mereka itu adalah teman-teman yang sangat baik bagi orang-orang mukmin . (QS. An-Nisa 69)
Penulis: Abu Azzam
(*/arrahmah.com)