JAKARTA (Arrahmah.com) – Kementerian Luar Negeri belum memiliki rencana untuk melakukan evakuasi terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Mesir, seiring dengan ketidakstabilan politik di negara itu.
“Belum, belum ada (rencana evakuasi),” kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Jakarta, Minggu (30/1/2011), sepulang dari mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan lawatan satu pekan ke India dan Swiss.
Menurut Menlu, hingga saat ini warga negara Indonesia yang berada di Mesir dalam keadaan baik dan aman.
“Kemarin kita sudah mengeluarkan travel advisory kepada WNI baik yang berada di Mesir saat ini maupun yang merencanakan menuju ke Mesir,” ujarnya.
Kemlu, kata Menlu, mengimbau WNI yang sudah berada di Mesir agar senantiasa meningkatkan kewaspadaaan, menghindari tempat-tempat keramaian dan berkomiunikasi terus menerus dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Menlu mengatakan, saat ini ada sekitar 6.100 WNI di Mesir.
Menurut keterangan KBRI, tempat-tempat permukiman warga negara Indonesia pada umumnya jauh dari lokasi-lokasi unjuk rasa, yang sebagian besar berlangsung di pusat-pusat kota dan tempat-tempat strategis.
Kendatipun demikian, KBRI Kairo telah memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada warga negara Indonesia, yang sebagian besar mahasiswa untuk selalu waspada terhadap situasi di Mesir.
Pihak KBRI Kairo juga menyediakan sambungan telepon khusus hotline dengan nomor 20227947200 dan 27947209 untuk melakukan kontak komunikasi dengan para warga negara Indonesia yang ada di sana.
Dalam beberapa hari terakhir di Mesir merebak huru-hara unjuk rasa para pemuda yang menuntut agar Presiden Mesir Hosni Mubarak mundur dan melakukan reformasi politik.
Unjuk rasa di Mesir ini diilhami oleh revolusi di Tunisia yang menyebabkan tergulingnya Presiden Zine El Abidine Ben Ali, yang kini melarikan diri ke Arab Saudi setelah mendapat tekanan keras rakyat dalam aksi demo selama beberapa hari.
Sampai Sabtu situasi di Kairo masih rentan, unjuk rasa sewaktu-waktu bisa muncul kembali, sementara itu semua saluran komunikasi termasuk telepon seluler, telepon rumah dan internet diblokir sehingga menyulitkan warga. (ant/arrahmah.com)