JAKARTA (Arrahmah.id) – Kementerian Luar Negeri RI melalui KBRI Yangon dan KBRI Bangkok berhasil membebaskan 12 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disekap di perusahaan penipuan daring di wilayah konflik Myawaddy, Myanmar.
Mereka diseberangkan dari Myanmar ke Thailand pada Selasa (15/10/2024) petang waktu setempat dan akan menjalani proses keimigrasian di Thailand sesuai peraturan yang berlaku.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, para korban berangkat ke Thailand sejak Maret hingga Juli setelah dijanjikan pekerjaan di Thailand. Namun kenyataannya mereka malah disekap dan dipaksa bekerja sebagai online scammer dan judi daring serta mengalami kekerasan fisik.
Korban juga mengalami kesulitan untuk berkomunikasi lantaran gawai mereka ditahan. Namun, beberapa di antaranya sempat memberitahu keberadaan mereka setelah berhasil berkomunikasi dengan KBRI Yangon.
Kemlu telah menerima pengaduan dari para korban pada Agustus 2024 dan bersama KBRI Yangon telah melakukan berbagai upaya seperti penyampaian beberapa nota diplomatik, berkoordinasi dengan otoritas terkait Myanmar, berkomunikasi dengan jejaring lokal di Myawaddy serta menjalin kerja sama bilateral dan regional.
Hingga ini Kemlu telah mengeluarkan 65 WNI dari wilayah tersebut dan masih terdapat 69 WNI yang sedang diupayakan agar dapat keluar dari Myawaddy.
Kemlu mengimbau seluruh WNI yang berencana bekerja di luar negeri untuk menggunakan jalur resmi sesuai dengan prosedur yang berlaku agar tidak menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) maupun kerja paksa.
Sebelumnya, para WNI yang merupakan pekerja migran itu mengaku mendapat penyiksaan di wilayah perbatasan Myanmar-Thailand. Mereka meminta tolong kepada Presiden Joko Widodo untuk dibebaskan.
Video tersebut dibagikan oleh akun TikTok @andre_aries, Selasa (23/5/2023).
“TOLONG KAMI INDONESIA,” tertulis dalam keterangan unggahan akun itu.
Dalam video tersebut nampak seorang sekelompok pria yang berada di satu ruangan seperti kamar tidur.
Salah satu pria meminta tolong kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa segera dipulangkan.
“Kepada Bapak Presiden Joko Widodo kami berada di Myanmar. Kami sudah menunggu dari tahun kemarin, dari bulan satu kami diurus dari orang tua kami. Sudah lima bulan ini kami tidak ada dijemput, dari lembaga yang mengurus. Tidak ada evakuasi. Kami rombongan 12 orang ada di Myanmar. Kami bekerja di platform Indonesia, dan sebagian ada di platform lain,” ujar salah seorang pria.
(ameera/arrahmah.id)