ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Kantor Kementrian Luar Negeri (FO) Pakistan pada Kamis (25/7/2019) mengatakan bahwa hubungan antara Pakistan dan Amerika Serikat “telah kembali normal” setelah kunjungan Perdana Menteri Imran Khan ke Washington.
“Hubungan antara Pakistan dan AS telah dibangun kembali,” juru bicara FO, Dr. Muhammad Faisal, mengatakan dalam konferensi pers mingguan, beberapa jam setelah kembalinya sang perdana menteri dari AS. “Bahkan [pemerintah] Amerika tidak ungkapkan ‘berbuat lebih banyak’.”
Dalam menjawab pertanyaan mengenai peran Layanan Intelijen Internal (ISI) dalam menangkap Syaikh Usama bin Laden oleh AS, Dr. Faisal mengatakan itu hanya “petunjuk awal” yang diberikan Pakistan.
“Saya tidak mengkonfirmasikan atau menyangkal,” katanya, ketika ditekan pada topik tersebut, menambahkan hanya ISI yang bisa mengomentari ini.
Perdana Menteri Imran, selama wawancara dengan Fox News awal pekan ini, mengatakan: “ISI-lah yang memberikan informasi yang mengarah ke lokasi Osama bin Laden. Jika anda bertanya kepada CIA, ISI-lah yang memberikan lokasi awal melalui koneksi telepon.”
Dr. Faisal, dalam jumpa persnya, juga mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump telah menerima undangan Perdana Menteri Imran Khan untuk mengunjungi Pakistan.
Juru bicara Kantor Luar Negeri lebih lanjut mengatakan bahwa AS, serta seluruh dunia, telah mengakui peran Pakistan sebagai mediator dalam pembicaraan damai Afghanistan yang sedang berlangsung.
Dia mengakui bahwa kedua negara akan mengikuti kepentingan mereka sendiri sambil bergerak maju.
Perdana Menteri Imran telah melakukan kunjungan resmi tiga hari ke AS, di mana ia mengadakan pertemuan dengan Presiden Trump, bertemu dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi, berbicara kepada anggota Kongres AS dan berbicara di sebuah acara di Institute of Peace, di antara kegiatan resmi lainnya.
Merujuk pada tawaran Presiden Trump untuk bertindak sebagai mediator antara Pakistan dan India untuk membantu menyelesaikan sengketa Kashmir, Dr. Faisal mengatakan bahwa India “tidak siap untuk berbicara”.
“Satu-satunya jalan adalah [menyelesaikan masalah] melalui pembicaraan. Saya berharap India akan memahami ini; mungkin itu akan terjadi jika Trump melakukan mediasi,” lanjut juru bicara Kementerian Luar Negeri.
Dia mengutuk kekejaman yang dilakukan oleh pasukan India di Kashmir yang diduduki dan mengatakan bahwa New Delhi “harus mengambil pendekatan yang matang untuk [menyelesaikan] sengketa”. (Althaf/arrahmah.com)