JAKARTA (Arrahmah.id) – Kementerian Agama mengirimkan 20 dai pilihan dari berbagai daerah untuk mengikuti program dauroh du’at atau pelatihan dakwah di Uni Emirat Arab (UEA).
Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Ahmad Zayadi mengatakan puluhan dai terpilih bukan hanya berdasarkan seleksi administratif, tetapi juga atas dasar rekam jejak pengabdian dan integritas dakwah
Program ini merupakan implementasi dari kerja sama resmi antarpemerintah (G2G) Indonesia dan Uni Emirat Arab yang baru saja diperpanjang pada 9 April 2025 lalu.
Keikutsertaan para peserta ini bukan semata sebagai individu, melainkan sebagai representasi diplomasi keagamaan Indonesia di kancah internasional.
“Mereka akan menjadi representasi wajah Islam Indonesia di level global,” ujar Zayadi, Ahad (13/4/2025).
Menurutnya, keikutsertaan dalam program pengiriman dai ini memiliki dimensi strategis yang sangat penting. Kegiatan ini juga dirancang sebagai sarana tolok ukur bagi para dai.
Ia menjelaskan pendekatan yang akan digunakan adalah metode 3N, yakni niteni (memperhatikan), niru (meniru praktik baik), dan nambahi (menambah nilai khas lokal).
“Kegiatan dauroh ini harus dimanfaatkan sebagai ajang benchmarking dakwah internasional. Kita tidak hanya belajar, tapi juga memperkaya,” katanya.
Ia berharap pengalaman internasional tersebut tidak berhenti sebagai formalitas perjalanan, tetapi benar-benar menjadi lompatan peningkatan kualitas.
“Kita berharap para peserta tidak hanya pulang dengan pengalaman, tetapi juga membawa pulang nilai tambah konkret dalam penguatan dakwah, dialog antaragama, dan pelayanan keagamaan di Indonesia,” katanya.
(ameera/arrahmah.id)