CILACAP (Arrahmah.com) – Irrelevansi kurikulum yang tidak mampu mencukupi kebutuhan mahasiswa dapat memicu munculnya radikalisme dalam dunia kampus, demikian yang diungkapkan Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama, Machasin.
“Hal ini akan membuat mahasiswa tidak mampu memberikan jawaban atas permasalahan-permasalahan yang diajukan masyarakat luar kampus kepada mereka,” katanya saat memberikan kuliah umum di Sekolah Tinggi Agama Islam Sufyan Tsauri (STAIS) Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Minggu (29/5/2011) sore.
Machasin juga menjelaskan radikalisme di dalam kampus juga dapat dipicu oleh isi dan metode kuliah agama, kelemahan pendampingan, dan adanya aktivitas pihak luar yang masuk ke dalam lingkungan kampus.
Tidak hanya itu, energi mahasiswa yang berlebihan juga ikut mendorong munculnya gerakan radikal tersebut.
Machasin menyesalkan peran media dalam membentuk stigma negatif tentang Islam. Hal ini tampak dalam berbagai pemberitaan media massa, kata “radikal” dan “fundamental” selalu diikuti dengan Islam.
“Sangat disayangkan, media sering melakukan ini. Padahal radikal dan fundamental tersebut sudah sangat menggejala di berbagai tempat dan dilakukan oleh banyak pihak (di luar Islam, red.),” katanya.
Namun, yang lebih mengkhawatirkan justru perilaku radikal yang dikemas dalam isu agama untuk kepentingan politik praktis.
Dalam hal ini, dia mencontohkan adanya gesekan antarpendukung partai politik (parpol) Islam di Jawa Tengah beberapa waktu lalu sehingga merugikan warganya sendiri.
Terkait faktor pendorong radikalisme dalam agama, Machasin mengatakan, hal itu akibat adanya pelarian dari realitas tak menyenangkan, gambaran agama tentang dunia tanpa penyimpangan, serta karena dorongan perkuatan kepercayaan dan pemiskinan kemampuan menalar.
Machasin mengungkapkan emosi keagamaan, campur aduk agama dan politik, serta politisasi agama akan makin mendorong tumbuhnya radikalisme dalam agama. Politisasi agama sangat berbahaya karena membenarkan perebutan kekuasaan dengan dalih agama. (ant/rasularasy/arrahmah.com)