JAKARTA (Arrahmah.id) – Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Kementerian Agama (Kemenag), M. Sidik Sisdianto, mengatakan dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk madrasah sebesar Rp10,3 triliun di 2024, tidak akan cukup untuk menyelenggarakan program makan bergizi gratis.
Sidik mengungkapkan, Dana BOS diperuntukkan hanya untuk biaya operasional sekolah dan peningkatan mutu.
“Dana BOS madrasah Rp10,3 triliun itu juga belum bisa memenuhi semua. Masih agak berat masih (kurang) Rp56 miliar,” kata Sidik dalam diskusi bertajuk “Kebijakan Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak” yang digelar Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) di Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Sidik menilai, menggunakan dana BOS juga akan menganggu peningkatan mutu madrasah swasta. Belum lagi, anggaran untuk Program Indonesia Pintar (PIP) masih jauh dari cukup.
Karena itu, Sidik berharap, anggaran pendidikan yang diterima Kemendikbudristek bisa naik. Kenaikan anggaran Kemendikbudrisrek itu juga akan menambah dana pendidikan untuk Kemenag. Dari situ, Kemenag akan menggunakan dana kenaikan untuk program makan bergizi gratis.
“Kami harap naik sekitar Rp 7 sampai 12 triliun. Mudah mudahan bisa diambil dari situ,” pungkasnya.
Program makan bergizi gratis merupakan program unggulan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Pada 2024 anggaran pendidikan sebesar Rp 665,02 triliun. Dari jumlah itu, Rp62,305 triliun dialokasikan untuk Kemenag.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, menyampaikan anggaran pendidikan tahun pertama kepemimpinan Prabowo diproyeksi mencapai Rp 708,2 triliun – Rp 741,7 triliun.
Salah satu program unggulan baru yang disiapkan untuk sektor pendidikan nasional ialah peningkatan gizi anak sekolah.
(ameera/arrahmah.id)